Setelah di Part 1 gue menceritakan pengalaman gue saat awal-awal terpilih menjadi volunteer, sampai dengan 2 kali training (NOR dan GT), sekarang gue akan menceritakan perjalanan gue selanjutnya. Setelah gue mengikuti GT di Universitas Muhammadiyah Jakarta, gue pun menunggu surat cinta berikutnya dari INASGOC. Dua bulan lamanya gue menunggu, sampai gue pun harus bolak-balik mencari informasi sendiri di media sosial. Saat itu, di IG official Asian Games tengah rame kabar adanya beberapa departemen yang sudah memulai Job Spesific Training (JST), training ke-3 yang harus dan wajib gue ikuti. Mendapat kabar itu, gue pun langsung kalang kabut. Gue khawatir kalo telat dapet info dan akhirnya gue kelewatan JST, otomatis gue pun melalaikan 1 training yang artinya gue bakal sulit untuk melanjutkan kerja gue sebagai volunteer.
Belum selesai kabar JST yang berseliweran di IG, muncul lagi kabar pengambilan seragam. Isunya, ada beberapa departemen yang sudah mulai mengambil seragam tugas. Makin kalang kabut lah gue. Gue pun akhirnya bertanya kepada sohib gue di GT, Meyland yang ternyata sudah tahu kalo dia masuk di departemen HRV. Menurut penuturan dia, jadwal JST dan pembagian seragam akan dikirim lewat email tergantung dari tiap-tiap departemen. Gue pun hanya diminta untuk menunggu saja sampai email itu datang dengan sendirinya.
Dan benar saja, 24 Juli 2018 surat cinta itu pun akhirnya datang. Email tersebut berisikan informasi pengambilan seragam dan pembukaan rekening volunteer Medical & Doping Control (Meddop). Disana gue dikasih tau jadwal pengambilan seragam gue adalah tanggal 31 Juli 2018 di UDAC GOR Ciracas, Jakarta Timur. Selain itu, di surat itu gue diminta membuka rekening Bank Mandiri dengan melampirkan surat rekomendasi dari INASGOC sebagai volunteer. Dari email ini juga gue tahu kalo gue ternyata masuk di Departemen Meddop dan kerja di area pinggiran (Jakarta Suburb). Belum selesai kelegaan gue, gue pun masih bingung lantaran gue belum masuk dalam grup Meddop apakah itu grup Line/WA/Telegram dll, yang membuat gue kesulitan dalam mendapat update-an informasi soal JST dan lain-lain. Gue pun berinisiatif menanyakan ke vo meddop yang nanya-nanya di komen postingan IG Asian Games. Beberapa vo yang gue tanyain berada pada kondisi yang sama, mereka juga lagi cari grup mereka. At least gue udah memperkenalkan diri dan meminta tolong kalau mereka sudah masuk grup duluan untuk nge-invite gue. Salah satunya, Nandya, vo meddop yang gue tanya-tanya melalui DM. Dia yang kemudian nge-invite gue ke grup WA Meddop Suburb yang ternyata grup tersebut baru dibikin.
Selang beberapa menit kemudian, surat cinta datang lagi, kali ini dari Departemen Meddop yang memberi info terkait pelaksanaan JST. Di email pertama, diinfokan untuk vo meddop di area Jakarta 1 dan 2 untuk mengikuti JST di RSAL Dr. Mintohardjo, Jakarta. Sementara di email kedua, diinfokan vo meddop suburb untuk mengikuti JST tanggal 30 Juli 2018 pukul 08.30 di Bandung (tempat spesifik tidak diberi tahu dalam email ini tp di WA dikasih tau kalo tempat fix di Aston Pasteur). Bukannya kebingungan gue berkurang, ini malah jadi bertambah. Pertama, gue bersyukur karena JST hanya 1 hari (karena tgl 31 pada ambil seragam), tp masalahnya KENAPA HARUS DI BANDUNG DAN PAGI HARI??? Gue pun saat itu langsung memutar otak untuk cari cara gimana gue ke Bandung pagi2 di hari Senin (yang notabene hari kerja which is jalan tol pasti macet..cet..cet). Gue pun langsung teringet saat gue ikut Tes CPNS di Bandung, saat itu gue naik travel X-Trans pukul 03.00 pagi dari Hotel Kartika Chandra (satu2nya yang menyediakan jadwal dini hari) untuk gue bisa sampai ke lokasi tes di Gedung Kana Kawaluyaan Bandung. Gue pun langsung berpikir, "Kayaknya gue bakal naik X-Trans jam 3 pagi lagi nih..." Gue pun langsung ngecek kursi via online di Tiketux, dan bener aja, kursi untuk keberangkatan jam 3 tanggal 30 Juli cuma tersisa 5 tempat. Gue pada saat itu masih belum memutuskan untuk cepet-cepet pesen tiket dan memilih untuk melihat situasi di grup WA. Di sana banyak vo yang mutusin naik kereta malam ke Bandung dan nginep bareng disana sampai pagi. Tak jarang ada juga yang menanyakan mereka-mereka yang tinggal di Bandung untuk bisa rumahnya ditumpangi semalam.
Hari Jumat 27 Juli 2018 pukul 10.00 pagi akhirnya gue putusin untuk pesen tiket travel ke Bandung jam 03:00 pagi, untungnya masih ada kursi tersisa, so.. i'm safe.. Tapi, celakanya (atau mungkin kurang beruntungnya gue), jam 18:00 sore koor Meddop JKT, Teh Afina ngasih kabar kalo ternyata INASGOC nyediain kamar di Aston Pasteur buat vo yang bakal ikut JST. Ada sekitar 20 orang dari total 30 meddop suburb yang ngedaftar untuk nginep disana. Gue, yang kepengen ikut, terpaksa gigit jari lantaran gue sudah keburu mesen tiket travel, dan itu gk bisa dibatalin. Kalo gue maksa ikut nginep, artinya gue ngebuang 85,000 dengan sia-sia, which is gue gak seneng dengan hal itu. Lumayan lho uang segitu kalo bisa di reimburse bisa buat ongkos balik dari Bandung. Sebenernya lumayan juga kalo gue ikut nginep, gue bisa kenal duluan sama vo meddop suburb yang gue belum tahu sebelumnya, jalin chemistry dulu sebelum training. But the show must go on. Gue pun mutusin mengabaikan tawaran itu dan cuma bisa bilang dalam hati "lo gak beruntung".
Senin, 30 Juli 2018 gue pun berangkat pagi dari Kemanggisan ke Kartika Chandra, dianter pake motor sama adek gue yang biasa tidur tengah malem. Sebelum berangkat, gue pun ditelpon oleh X-trans untuk konfirmasi keberangkatan dan diminta dateng tepat waktu/sebelum jam 03:00 pagi. Sesampainya di tempat travel gue pun menunggu sebentar dan akhirnya dipanggil naik ke mobil sebelum akhirnya berangkat.. Sepanjang jalan, Alhamdulillah jalanan lancar jaya, mungkin sedikit macet di Cikunir-Cibitung tapi selebihnya aman, yang membuat gue tiba di bandung KEPAGIAN.. jam 06.30 pagi, dua jam sebelum training mulai.
Sesampainya di Bandung, gue bisa saja minta driver buat berhenti tepat di depan hotel, karena sejalur dan hotel tepat berada dekat selepas keluar Tol Pasteur. Tapi berhubung waktu masih KEPAGIAN BANGET gue mutusin untuk ngikutin travel sampai ke pemberhentian terakhirnya di D'Batara Hotel Cihampelas. Di sana, gue memilih menunggu selama sejam sebelum akhirnya naik Grab ke Aston. Di Aston, gue seperti orang kebingungan, gue pun nanya ruangan JST ke resepsionis, dan dia pun nunjukkin ruangannya, di lantai 2 hotel. Di sana, sudah ada beberapa vo yang nunggu di depan ruangan, rata-rata orang Bandung yang memang gak nginep di hotel ini. Ngobrol-ngobrol sebentar, kemudian vo yang nginep di kamar mulai berdatangan ke ruangan, dan ada satu ibu dari INASGOC yang ngajak kita untuk sarapan di resto hotel.
Hotel Aston Pasteur, lokasi JST Meddop Suburb |
Gue bersama vo lainnya kemudian mulai mengisi perut dengan makanan hotel yang luar biasa enaknya (jarang2 boo... makan beginian, wkwkwkwk..) dan selepas itu kembali ke ruangan JST yang sudah dipenuhi oleh puluhan (mungkin ratusan) perwakilan dokter, paramedik dan petugas kontrol doping. Gue saat itu sudah berpikir, "wah jangan-jangan kita bakalan dilatih satu-satu sama dokter-dokter ini". Dan nampaknya pikiran gue itu salah... para dokter paramedik dan petugas kontrol doping ini melakoni hal yang sama dengan kami: datang, duduk, dan mendengarkan pematerian dari atasan kami, Dept. Medical and Doping Control INASGOC. Saat itu hadir Kepala Dinas Kesehatan Jawa Barat, dr. H. Dodo Suhendar, Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan (Yankes) Dinkes Jabar, dr. Marion Siagian, dan Kepala Departemen Meddop INASGOC, dr. Leane Suniar Manurung.
JST dimulai dari pembukaan dan sambutan dari ketiga orang penting diatas, kemudian dimulai pematerian soal teknis pelayanan kesehatan Asian Games 2018 oleh dr. Marion, dilanjutkan dengan pembagian tim kapten di tiap-tiap venue dan hotel Asian Games di Jawa Barat, lalu dilanjutkan dengan pemaparan teknis pelaporan rekap medik oleh dr. Bintang Christo Fernando (PIC Suburb), pematerian gizi seimbang oleh dr. Leane dan pemaparan mengenai volunteer oleh Kang Patra Windu Aji. JST ini berlangsung cukup lama, namun Alhamdulillah seperti tidak berasa lama, sampai dengan pukul 16.00. Setelah selesai, gue pun langsung menuju travel DayTrans yang berada tak jauh dari Hotel Aston Pasteur dan memesan tiket pulang ke Jakarta. Menunggu delay yang cukup menjengkelkan, hampir 2 jam, akhirnya jam 20:00 gue naik mobil travel dan kembali ke Jakarta.
Job Specific Training (JST) Meddop, Hotel Aston Pasteur 30 Juli 2018 |
Besoknya, giliran hari yang gue tunggu-tunggu datang.. pembagian seragam di UDAC GOR Ciracas, Jakarta. Berbekal pengalaman gue tes CPNS Lapan di Pasar Rebo, yang notabene ngelewatin GOR ini, gue pun berangkat pagi dari Kemanggisan naik bus TJ ke UKI, melanjutkan naik TJ ke Kampung Rambutan (via tol Taman Mini) turun di RS Harapan Bunda dan lanjut naik Grab ke TKP. Sepanjang jalan Alhamdulillah lancar jaya, mungkin agak sedikit macet di HEK-Pasar Kramat Jati tapi gak terlalu lama. Sampai di TKP gue sempet kebingungan karena gue perkirakan GOR ini bakalan rame disesekin vo. Ternyata eh ternyata, GORnya sepiii... banget.. gak ada tanda-tanda kehidupan dari luar. Masuk ke dalam ternyata sudah ada partner gue, Ardy (Pak Erick Thohir) dan sejumlah vo lainnya. Kita pun diarahkan pertama kali ke booth Mandiri dimana disana dibagikan kartu TransJakarta khusus Volunteer. Dengan kartu ini, lo bisa naik TJ gratis kemana aja, WOOOWWW.. tapi ada batesnya, sampe tanggal 15 September 2018. (ya kali gretongan terus selamanya, rugi lahh...). Saat gue hendak ngambil kartu ini, ternyata kartu gue BELUM ADA :(.. menurut yang jaga boothnya, kartu gue belum ada karena masih proses pembuatan, dikarenakan gue sempet bermasalah soal foto. Gue pun diminta untuk datang tanggal 6 September di Bank Mandiri Ratu Plaza, Senayan untuk ambil kartu ini. Kemudian, kita pun diarahkan ke lantai 2 GOR tempat masuk UDAC. kita diminta menunggu sebentar karena sesuai jadwal pintu baru dibuka pukul 10:00. Di depan kita dikasih tau untuk cepat dalam proses pengepasan baju, contoh baju tidak boleh dipake (hanya dikira-kira ukurannya saja dari luar) dan tidak ada pencocokan sepatu. Selain itu, kita diingetin untuk ngecek kembali kelengkapan barang-barang yg udah kita terima sebelum keluar lokasi UDAC karena kalo udah keluar, kita gak bisa balik untuk tuker ukuran atau minta kekurangan (ada mekanismenya sendiri).
UDAC GOR Ciracas, sumber gambar: Google.com |
Dan kemudian gue pun masuk ke dalam UDAC. Disana terpampang nyata ribuan boks-boks coklat yang berisi seragam-seragam puluhan ribu vo. Kita pun pertama kali diarahkan ke meja registrasi dimana kita diminta menunjukkan KTP dan menyerahkan berkas seperti FC KTP, Surat Pernyataan Volunteer Bermaterai dan Surat Keterangan Sehat. Setelah ketiganya diserahkan, kita pun diarahkan ke meja Akreditasi dimana kita akan dikasih ID Card. ID Card ini berharga karena selain pembuatannya tidak sembarangan, kartu ini WAJIB dibawa saat akan masuk ke venue. ID Card ini menunjukkan lokasi-lokasi mana saja yang boleh dimasuki melalui kode-kode yang tertera. Setiap departemen punya areanya sendiri yang bisa dimasuki. Meddop dalam hal ini, bisa masuk ke semua venue pertandingan, Wisma Atlet Kemayoran, hotel dan main media center (MMC), dan semua vo bisa menggunakan fasilitas kode T4, yaitu shuttle bus baik di dalam area GBK, maupun bus dari GBK ke Wisma Atlet. Kehilangan ID Card ini akan membuat anda stress mendadak, hingga serangan jantung.
Setelah dikasih ID Card, kemudian ID ini discan dan kita diarahkan masuk ke ruangan fitting seragam. Disana kita cuma dikasih waktu sebentar untuk melakukan fitting baju dan celana. Saat awal-awal mendaftar online, gue memberi ukuran baju dan celana gue XXL. Tapi pada saat fitting gue merasa ukuran yang ada ternyata tidak cukup bagi gue, sehingga gue mengambil satu ukuran lebih besar 3XL. Setelah pengepasan seragam, gue diarahkan ke meja pengambilan barang untuk mengambil seragam gue. Rincian yang gue dapet diantaranya:
Sampel gambar rincian yang didapat di UDAC, sumber gambar: Bukalapak. |
- Sling Bag (tas selempang) 1 bh
- Baju 3 pcs
- Celana 2 pcs
- Kaos kaki 2 pasang
- Sepatu 1 bh
- Tempat pensil (dan isinya) 1 bh
- Topi 1 pcs
0 comments:
Posting Komentar