Setelah dua bulan purnama terlewati, tiga kali puasa, tiga kali lebaran sampai-sampai Bang Toyip yang tadinya pengen pulang gak jadi pulang, akhirnya gue kembali menulis di blog ini. Bukan gak mau nulis, tapi gue lebih banyak saat ini berfokus menjadi editor di Wikipedia Bahasa Indonesia. So, gue lebih aktif nulis-nulis artikel di sana ketimbang ngurusin blog ini. For all my readers, please accept my sincere apologies for that...
“Ask not what your country can do for you – ask what you can do for your country,” (John F. Kennedy)
Dua bulan lamanya menunggu kabar pasca registrasi, 26 April 2018 gue menerima surat cinta dari INASGOC yang menyatakan gue lolos seleksi administrasi dan diundang untuk menjalani psikotes dan wawancara di LPPI Kemang yang diadakan ESOK HARI tanggal 27 April jam 07:00 pagi, BAYANGKAN SODARA-SODARA SEMUA. Untungnya tidak banyak persiapan yang harus gue lakuin seperti nyiapin berkas-berkas nan ribet seperti yang biasa gue temuin saat ngelamar kerjaan di perusahaan gede. Tapi, pastinya ada dong yang disiapin buat ngejalanin tes-tes tadi, seperti banyak2 baca mengenai psikotes ala-ala rekrutmen kantoran (macam tes pauli dan sejenisnya) dan trik-trik ngejawab pertanyaan wawancara.
Jumat, 27 April 2018 jam 08:00 pagi di ruang 107 LPPI Kemang, gue memulai perjalanan awal gue sebagai calon volunteer dengan ngejalanin Psikotes dan Wawancara. Sekitar 2 jam gue ngejalanin psikotes yang menguras pikiran dan tenaga gue. Setelah selesai psikotes, gue dan peserta lain diminta menunggu untuk sesi Focus Group Discussion (FGD) dan wawancara. Di situ, kabar-kabar burung (gak tau burungnya siapa itu?) beredar terkait FGD dan wawancara. Ada yang bilang kalo psikotes jadi tahap awal penyaringan, which is, akan ada mereka yang gugur dan gak dipanggil FGD. Di situ gue jadi deg-degan, karena in my most case pas ngelamar kerjaan, gue selalu gagal di psikotes. Berharap agar hal tadi gak kejadian, gue pun menunggu dengan cemas di depan pintu ruang FGD bersama dengan puluhan pelamar yang bareng seruangan sama gue. Detik demi detik berlalu dan nama gue belum dipanggil, gue pun saat itu sudah memasrahkan diri, mungkin belum jodoh. Tak berapa lama, nama gue pun akhirnya dipanggil. ALHAMDULILLAH... Gue pun akhirnya ngejalanin FGD dan wawancara bersama 5 orang pelamar lainnya. FGD dan wawancaranya pun akhirnya berlangsung dengan lancar dan baik, tanpa sadar gue NGELEWATIN SHOLAT JUMAT... ASTAGHFIRULLAH.. abis selesai, gue pun langsung lari ke Masjid dan Sholat Dzuhur bareng seorang pelamar yang juga barengan saat tadi FGD. Selesai semua, gue pun kembali ke rumah dengan naik TJ dari Kemang ke Blok M dan nyambung balik ke rumah.
Seminggu kemudian, tepatnya 10 Mei 2018, gue kembali mendapat surat cinta dari INASGOC. Alhamdulillah gue diundang untuk mengikuti Training Nilai-Nilai Olahraga (NOR) tanggal 12 Mei 2018 di tempat yang sama, LPPI Kemang. Disitu gue belum tahu apakah gue lolos psikotes atau nggak, karena di suratnya tertulis "HASIL SELEKSI PSIKOTES AKAN DIUMUMKAN SECARA BERTAHAP, BAGI YANG NAMANYA TERCANTUM DI LAMPIRAN DIBAWAH INI SILAHKAN MENGIKUTI TRAINING..." yang gue interpretasikan dengan pikiran gue (yang nampaknya begitu dangkal) kalo training ini cuma undangan bagi beberapa peserta aja, dan hasil psikotes akan diumumkan menyusul di kemudian hari setelah training. Intinya, I'm not safe...
Sabtu, 12 Mei 2018 pukul 08:00 di ruang 312 LPPI Kemang, gue pun mengikuti Training Nilai-Nilai Olahraga. Sebagai persiapan gue mengikuti training ini, gue menyiapkan materi ala-ala gue sendiri, bermodal searching Google, mulai dari sejarah Olimpiade, sejarah Asian Games, all about Asian Games 2018, dan yang paling utama Nilai-Nilai Olahraga dalam Olimpiade as Pierre de Coubertin says:
Respect, Excellence, Friendship
Dan bener aja, di training yang dibawakan oleh Bang Andri Paranoan (KONI) 3 nilai yang gue sebutin diatas dibahas secara rinci. Ada satu momen yang paling gue gak lupain disini, yaitu momen ketika Bang Andri ngasih tau ke kita yang datang training saat itu KALO KITA SECARA RESMI SUDAH MENJADI BAGIAN DARI 12,000 VOLUNTEER ASIAN GAMES 2018.... Saat gue denger itu, langsung pikiran gue campur aduk, antara sedih terharu, seneng, sampe yang rasanya pengen loncat-loncat gimana gitu.. Seisi ruangan langsung berubah haru dan seneng luar biasa.. kemudian saat istirahat coffee break masuklah perangkat seminar kit buat kita-kita. Abis istirahat lanjut pematerian, masih sama Bang Andri, tapi kali ini ngebahas materi dari Kemenko PKM. Intinya, kita diminta promosiin (bahasa Jakselnya: Endorse) Asian Games 2018 di sosmed kita. Dari sini gue diperkenalin dengan tagar-tagar yang dikemudian hari gue pake di setiap postingan AG di sosmed gue seperti #AsianGames2018 #EnergyofAsia #IndonesiaMelayani #VolunteerKeren dan sebagainya. Selesai training, kita pun mendapat sertifikat dan langsung foto bareng.
Foto Bareng abis Training NOR. LPPI Kemang, 12 Mei 2018 |
Pulang dengan perasaan lega karena "I'm officially a volunteer of Asian Games 2018" gue pun mewartakan kabar baik ini ke keluarga gue.. Dan, they're really happy...
Dua minggu kemudian, 24 Mei 2018 surat cinta ketiga datang dari INASGOC. Kali ini undangan untuk General Training, dimana gue dapet di hari Sabtu, 26 Mei 2018 di Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) Ciputat. Berbeda dengan Training NOR yang satu materi, General Training terdiri dari 4 materi yaitu Communication Skill, Interpersonal Skill, Etiket dan Pariwisata & Budaya Jakarta. Empat materi dibawakan dalam satu hari dan di bulan Puasa pula, it gonna be a loooongg time...
Sabtu, 26 Mei 2018, gue memulai training kedua gue.. General Training. Gue berangkat dengan naik TJ dari Halte Busway Kelapa Dua Jakarta Barat ke Lebak Bulus lalu nyambung naik grab ke TKP, Universitas Muhammadiyah Jakarta. Saat gue tiba disana, udah banyak volunteer-volunteer lain yang memenuhi UMJ. Gue pun langsung menuju ke ruangan gue, R. FEMA-2.2. Gue pun mengambil duduk di baris tengah sebelah kanan kelas. Gue pun kenalan dengan volunteer lain seperti Audrey, Rio, Bella dan yang dikemudian hari menjadi sohib gue di SVM, Meyland si rempong. Dan GT pun dimulai. Empat materi dibahas selama hampir 8 jam (9 jam minus 1 jam istirahat) dari pagi sampai buka puasa bareng di kelas. Ada satu hal menarik yang gue temuin di GT yaitu saat pematerian communication skill bersama trainer (gue lupa namanya siapa) yang juga ternyata adalah penerjemah bahasa isyarat yang biasa suka muncul di pojok kanan bawah televisi saat acara berita. Dia ngajarin ke kita sejumlah bahasa isyarat yang menurut gue sangat menarik untuk dipelajari lebih dalem lagi. Beruntung, karena dia ngisi pematerian paling terakhir, jadi kita punya banyak kesempatan untuk tanya-tanya soal teman tuli, beda SIBI dan BISINDO sampe cara meragain bahasa isyarat untuk sejumlah hal seperti nama buah sampe nama kota di Indonesia.
Seperti yang gue bilang sebelumnya, selesai training gue pun berbuka puasa bareng di kelas, sambil nunggu sertif selesai dicetak. Lima bulan kemudian (saat gue menulis ini) gue kembali membuka file daftar peserta GT tanggal 26 Mei di UMJ, dan gue mengenali sejumlah nama yang ternyata barengan training di UMJ, tapi di kelas yang beda, seperti Ezha (transport) dan Marshel (HRV) yang dikemudian hari menjadi partner gue saat bertugas. More about how i and these two gentlements working together as a partner on my next post.
Perjalanan gue sebagai volunteer Asian Games masih berlanjut. Masih banyak cerita menarik seperti penempatan gue di Medical dan Doping Control, satu training yang akan gue jalani, JST, pembagian seragam di UDAC Ciracas, sampe my first assignment di Grand Hill Puncak yang penuh drama sebelum keberangkatan gue kesana, akan gue bahas di postingan gue selanjutnya. STAY TUNED GUYS...
0 comments:
Posting Komentar