Tampilkan postingan dengan label Pengetahuan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pengetahuan. Tampilkan semua postingan
Senin, 10 Januari 2022
Kesalahpahaman #1: Banyak Negara di Kalimantan.
Kalimantan sebenarnya adalah pulau Borneo bagian Indonesia, sedangkan pulau Borneo adalah keseluruhan pulau yang dimiliki oleh 3 negara, yaitu Indonesia, Malaysia, dan Brunei.
Kesalahpahaman #2: Suku di Kalimantan Cuma Dayak
Ketika mendengar kata “Kalimantan”, pasti pertama kali yang terlintas dalam benak kebanyakan orang luar Kalimantan adalah suku Dayak. Memang tidak salah, karena suku yang paling terkenal di Kalimantan adalah Dayak, tapi juga tidak tepat, karena terdapat banyak suku di Kalimantan selain Dayak, antara lain: Banjar, Melayu, Bugis, dll.
Jadi, “orang Kalimantan” hanya bermakna geografis, tapi tidak bermakna secara etnis.
Kesalahpahaman #3: Terdapat 4 Provinsi di Kalimantan
Sekarang ini ada 5 provinsi di Kalimantan, yaitu: Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, dan yang paling muda, Kalimantan Utara.
Kesalahpahaman #4: Kalimantan Hanya Terdiri dari Hutan Belantara
Banyak terdapat kota-kota yang cukup modern di Kalimantan. Mungkin tidak se modern Jakarta, tapi fasilitas sarana dan prasarana-nya cukup untuk melancarkan aktivitas perkotaan, seperti sekolah, gedung-gedung pemerintahan, hotel, restoran, perkantoran, bank, pasar, jalan raya, jalan tol, dan bahkan pusat perbelanjaan modern semisal mall dan supermall.
Kesalahpahaman #5: Zona Waktu di Seluruh Kalimantan adalah WITA
WITA hanya berlaku di sebagian provinsi yang ada di Kalimantan, yaitu Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Utara. Zona WITA sama dengan zona waktu Malaysia dan Brunei yang wilayah negaranya sama-sama ada di Borneo. Sedangkan untuk Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah mengikuti zona WIB.
Minggu, 06 Agustus 2017
Bahaya Narkoba bagi Remaja
Penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan terlarang di kalangan generasi muda dewasa ini kian meningkat Maraknya penyimpangan perilaku generasi muda tersebut, dapat membahayakan keberlangsungan hidup bangsa ini di kemudian hari. Karena pemuda sebagai generasi yang diharapkan menjadi penerus bangsa, semakin hari semakin rapuh digerogoti zat-zat adiktif penghancur syaraf. Sehingga pemuda tersebut tidak dapat berpikir jernih. Akibatnya, generasi harapan bangsa yang tangguh dan cerdas hanya akan tinggal kenangan.
Selasa, 06 Juni 2017
Berbagi Pengalaman Tahapan Tes Rekrutmen Perusahaan
Setelah beberapa kali mengikuti sejumlah tes rekrutmen di perusahaan-perusahaan besar, saya tertarik untuk berbagi pengalaman mengenai tahapan tes yang saya ikuti tersebut. Tercatat beberapa perusahaan telah saya ikuti tahapan tesnya sejak lulus bulan Agustus 2016 hingga sekarang dan masih banyak pula tahapan yang menanti untuk diikuti (doakan semoga dilancarkan terus ya, Amiiinn..).
Kamis, 10 November 2016
Sejarah Festival Film Indonesia
SELAYANG PANDANG
Festival Film Indonesia (FFI) merupakan ajang penghargaan tertinggi bagi dunia perfilman di Indonesia. FFI pertama kali diselenggarakan pada tahun 1955 dan berlanjut pada tahun 1960 dan 1967 (dengan nama Pekan Apresiasi Film Nasional), sebelum akhirnya mulai diselenggarakan secara teratur pada tahun 1973.Mulai penyelenggaraan tahun 1979, sistem Unggulan (Nominasi) mulai dipergunakan. FFI sempat terhenti pada tahun 1992, dan baru diselenggarakan kembali tahun 2004. Pada perkembangannya, diberikan juga penghargaan Piala Vidia untuk film televisi.
Pada tahun 1966 mulai diberikan Piala Citra kepada pemenang penghargaan. Piala Citra yang dipergunakan hingga FFI 2007 ini merupakan hasil rancangan dari seniman patung (Alm) Sidharta. Ketika FFI yang semula diselenggarakan Yayasan Film Indonesia (YFI) diambil alih oleh pemerintah, tahun 1979, Piala Citra pun disahkan oleh Menteri Penerangan masa itu, yaitu Ali Murtopo.
Citra sendiri yang berarti ‘bayangan’ atau ‘image’ awalnya adalah sebuah sajak karya Usmar Ismail. Sajak ini kemudian dijadikan sebagai karya lagu oleh Cornel Simanjuntak. Berikutnya Usmar Ismail menjadikannya sebagai sebuah film. Dalam tradisi FFI, Citra kemudian dijadikan nama piala sebagai simbol supremasi prestasi tertinggi untuk bidang perfilman.
FOTO-FOTO SEJARAH FESTIVAL FILM INDONESIA
Festival Film Indonesia 1955
Festival Film Indonesia 1960
Festival Film Indonesia 1967
Festival Film Indonesia 1973
![]() |
Benyamin Sueb dan Rima Melati |
![]() |
Benyamin Sueb sebagai Pemeran Utama Pria Terbaik |
![]() |
Wim Umboh sebagai Sutradara Terbaik |
Festival Film Indonesia 1974
Acara makan bersama para peraih piala Festival Film Indonesia 1974, Surabaya |
Festival Film Indonesia 1975
![]() |
Idris Sardi dan putri sulungnya Santi Sardi masing masing meraih Piala Citra dalam FFI 1975, masing-masing sebagai Penata Musik dan Pemeran Anak Terbaik dalam film Senyum Di Pagi Bulan Desember |
Festival Film Indonesia 1976
![]() |
Paula Rumokoy dan Wim Umboh memegang Piala Citra FFI 1976 untuk Penyunting Terbaik |
Festival Film Indonesia 1977
![]() |
Penerima Piala Citra Utama Festival Film Indonesia 1977. Ki-ka: Rachmat Hidayat, Widyawati, Benyamin Sueb dan Christine Hakim |
![]() |
Benyamin Sueb dan Christine Hakim, Pemeran Utama Pria & Wanita Terbaik FFI 1977 |
![]() |
Benyamin Sueb dan Christine Hakim, Pemeran Utama Pria & Wanita Terbaik FFI 1977 |
![]() |
Benyamin Sueb dan Christine Hakim, Pemeran Utama Pria & Wanita Terbaik FFI 1977 |
Festival Film Indonesia 1978
![]() |
Joice Erna, Pemeran Utama Wanita Terbaik FFI 1978 |
Festival Film Indonesia 1982
![]() |
Asrul Sani dengan piala saat menerima penghargaan Piala Citra sebagai penulis skenario dalam acara penutupan FFI (Festival Film Indonesia) 1982, Jakarta, 1982. |
Festival Film Indonesia 1983
![]() |
Pengumuman calon pemenang (nominasi) Festival Film Indonesia (FFI) 1983 di Studio I TVRI, Jakarta, 15 Mei 1983. |
Festival Film Indonesia 1984
![]() |
El Manik (kiri) bersama Meriam Bellina menerima penghargaan Piala Citra dalam Festival Film Indonesia (FFI) di Yogyakarta, 1984. |
![]() |
Sutradara Sjumandjaja menerima penghargaan Piala Citra dalam Festival Film Indonesia (FFI) di Yogyakarta, 1984. |
Festival Film Indonesia 1985
![]() |
Pawai artis dan pembangunan dalam Festival Film Indonesia (FFI) di Bandung, Jawa Barat, 1985. |
![]() |
Pawai artis dan pembangunan dalam Festival Film Indonesia (FFI) di Bandung, Jawa Barat, 1985. |
Festival Film Indonesia 1986
![]() |
Aktor Deddy Mizwar menerima piala Citra dalam Festival Film Indonesia, 1986 |
![]() |
Aktor Deddy Mizwar dan Tuti Indra Malaon menerima piala Citra dalam Festival Film Indonesia, 1986. |
![]() |
Menteri Penerangan, Harmoko, memberikan sambutan dalam Festival Film Indonesia (FFI) di Jakarta, 1986. |
![]() |
Dari kiri: Meriam Bellina, Ria Irawan dan Ray Sahetapy dalam Festival Film Indonesia (FFI) di Jakarta, 1986. |
![]() |
Idris Sardi memimpin paduan suara dalam Festival Film Indonesia (FFI) di Jakarta, 1986. |
![]() |
Pengumuman nominasi film dalam Festival Film Indonesia (FFI) di TVRI, Jakarta, 1986. |
![]() |
Niniek L. Karim, Pemeran Pendukung Wanita Terbaik FFI 1986 |
Festival Film Indonesia 1987
![]() |
Abdurrahman Wahid alias Gus Dur (kanan), Salim Said (ke 4 dari kiri) dalam acara pengumuman nominasi FFI oleh tim juri di Studio TVRI, Jakarta, 1987. |
Festival Film Indonesia 1988
![]() |
Mathias Muchus dan Christine Hakim sebagai Pemeran Utama Pria dan Wanita Terbaik |
![]() |
Christine Hakim sebagai Pemeran Utama Wanita Terbaik FFI 1988 |
![]() |
Mathias Muchus dan Christine Hakim sebagai Pemeran Utama Pria dan Wanita Terbaik |
![]() |
Artis Benyamin Sueb (tengah), menyanyi dalam acara malam pengumuman unggulan dan penutupan Festival Film Indonesia (FFI) 1988 di Gedung Departemen Pertanian, Jakarta, 1988. |
Festival Film Indonesia 1989
![]() |
Menteri Penerangan Harmoko (tengah), Koes Hendratmo, dan rekan, dalam acara penutupan Festival Film Indonesia (FFI) di Jakarta, 1989. |
![]() |
Teguh Karya menerima Piala Citra Festival Film Indonesia (FFI) di Jakarta, 1989. |
![]() |
Rahmat Hidayat menerima Piala Citra Festival Film Indonesia (FFI) di Jakarta, 1989. |
![]() |
Rahmat Hidayat menerima Piala Citra Festival Film Indonesia (FFI) di Jakarta, 1989. |
![]() |
Suasana penutupan Festival Film Indonesia (FFI) di Jakarta, 1989. |
Festival Film Indonesia 1990
![]() |
Artis Nurul Arifin bersama Rano Karno dalam Festival Film Indonesia (FFI) 1990, di Jakarta |
![]() |
Artis cilik Viona Rosalina memegang Piala Citra yang dimenangkanya sebagai pemeran anak-anak terbaik dalam Festival Film Indonesia (FFI) 1990, di Jakarta |
![]() |
Menteri Penerangan Harmoko (ke 2 dari kiri) bersama Arifin C. Noer (kiri), dan Rano Karno dalam Festival Film Indonesia (FFI) 1990, di Jakarta |
Festival Film Indonesia 1991
![]() |
Ayu Azhari dalam Festival Film Indonesia (FFI) 1991 di Jakarta, 1991. |
![]() |
Dari kiri: Kasino Warkop, Titi Dwijayati, Indro Warkop, dan Wahyu Sardono alias Dono Warkop membacakan pengumuman pemenang dalam Festival Film Indonesia (FFI) 1991 di Jakarta, 1991. |
Festival Film Indonesia 1992
![]() |
Lydia Kandou dan Jamal Mirdad sebagai Pemeran Utama Wanita & Pria Terbaik FFI 1992 |
![]() |
Dian Nitami pada acara Festival Film Indonesia (FFI) '92 di Sasono Langen Budoyo, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta, 1992 |
Festival Film Indonesia 2004
Festival Film Indonesia 2005
Festival Film Indonesia 2008
![]() |
Sutradara terbaik film Fiksi Moully Surya mengangkat Piala yang diserahkan Menbudpar Jero Wacik pada Festival Film Indonesia 2008 di Gedung Sate, Bandung, Jawa Barat |
Festival Film Indonesia 2009
Wong Aksan dan Titi Rajo Bintang |
![]() |
Titi Rajo Bintang meneria Piala Citra sebagai Pemeran Utama Wanita Terbaik dalam Festival Film Indonesia |
Festival Film Indonesia 2010
![]() |
3 Hati Dua Dunia, Satu Cinta sebagai Film Terbaik FFI 2010 (Foto: VIVAnews/Nurcholis Anhari Lubis) |
![]() |
Reza Rahardian (3 Hati Dua Dunia, Satu Cinta), Pemeran Utama Pria Terbaik (Foto: VIVAnews/Nurcholis Anhari Lubis) |
![]() |
Laura Basuki (3 Hati Dua Dunia, Satu Cinta), Pemeran Utama Wanita Terbaik (Foto: VIVAnews/Nurcholis Anhari Lubis) |
![]() |
Beni Setiawan (3 Hati Dua Dunia, Satu Cinta), Penyutradaraan Terbaik (Foto: VIVAnews/Nurcholis Anhari Lubis) |
Festival Film Indonesia 2011
![]() |
Sang Penari, meraih Piala Citra Film Terbaik FFI 2011 |
![]() |
Sang Penari, meraih Piala Citra Film Terbaik FFI 2011 |
Festival Film Indonesia 2012
![]() |
Acha Septriarsa, meraih Piala Citra Pemeran Utama Wanita Terbaik FFI 2012 |
![]() |
Pertunjukan pada Malam Penganugerahan Piala Citra FFI 2012 |
![]() |
Penyerahan Piala Citra FFI 2012 |
Kiri-kanan: Gatot Brajamusti, Dedy Mizwar, Acha Septriarsa dan Donny Damara, meraih Piala Citra Utama FFI 2012 |
Festival Film Indonesia 2013
![]() |
Reza Rahadian meraih Piala Citra Pemeran Utama Pria Terbaik FFI 2013, Semarang |
![]() |
Adinia Wirasti meraih Piala Citra Pemeran Utama Wanita Terbaik FFI 2013, Semarang |
![]() |
Sang Kiai meraih Piala Citra untuk Film Terbaik FFI 2013, Semarang |
Festival Film Indonesia 2014
![]() |
Cahaya Dari Timur: Beta Maluku meraih Piala Citra Film Terbaik FFI 2014, Palembang |
![]() |
Cahaya Dari Timur: Beta Maluku meraih Piala Citra Film Terbaik FFI 2014, Palembang |
Festival Film Indonesia 2015
![]() |
Jajang C. Noer mewakili Mathias Muchus menerima Piala Citra Pemeran Pendukung Pria Terbaik FFI 2015, Tangerang |
![]() |
Anies Baswedan menyerahkan Piala Citra Film Terbaik FFI 2015 kepada produser film Siti |
![]() |
Tara Basro menerima Piala Citra Pemeran Utama Wanita Terbaik FFI 2015, Tangerang |
![]() |
Joko Anwar menerima Piala Citra Sutradara Terbaik FFI 2015, Tangerang |
Festival Film Indonesia 2016
![]() |
Produser Mira Lesmana dan Sutradara Riri Riza berpelukan usai menerima Piala Citra untuk Film Terbaik FFI 2016, Jakarta |
SUMBER:
- Wikipedia Bahasa Indonesia, "Festival Film Indonesia"
- Situs web Piala Citra Festival Film Indonesia [URL]
- Sinematek Indonesia
- Perpustakaan Nasional Republik Indonesia
- Arsip Nasional Republik Indonesia
- Kapanlagi.com
- Tempo.co
- Antara
- Beritagar
- Muvila.com
- Cinema 21
Popular Posts
Blog Archive
About
Translate
Copyright ©
Emille Ilmansyah | Powered by Blogger
Blogger Theme by NewBloggerThemes.com | Segala isi dan elemen dari blog ini dilindungi oleh undang-undang.