Beberapa bulan lagi Miss World, salah satu kontes kecantikan internasional terbesar dan tertua di dunia akan kembali menobatkan putri barunya pada bulan November 2017 mendatang di kota Sanya, Tiongkok, sebuah kota yang untuk kesekian kalinya menjadi tuan rumah kontes ratu sejagat ini.[1]
Dilansir dari media sosial resmi Miss World, kontes yang memasuki edisinya ke-67 ini direncanakan akan diikuti oleh 134 negara, suatu jumlah yang melampaui rekor yang pernah dibuat saat Miss World 2013 di Bali yang tercatat diikuti 127 negara dan ditasbihkan sebagai Miss World dengan jumlah peserta terbanyak sepanjang sejarah hingga saat ini.[2] Beberapa negara akan memulai debutnya di kontes ini seperti Armenia, Laos dan Irak, serta kembalinya negara-negara yang telah lama tak berkompetisi lagi di kontes ini seperti Kuba (terakhir 1975), Bangladesh dan Madagaskar (terakhir 2002) dan lainnya. Tak pelak, kontes ini disebut banyak media sebagai "Olimpiade Kecantikan".[3]
Miss World 2013 di Bali, Indonesia yang diikuti 127 negara peserta, mencatatkan rekor sebagai kontes Miss World dengan jumlah peserta terbanyak sepanjang sejarah (Sindonews.com) |
Namun, pertanyaan yang juga banyak disampaikan oleh masyarakat adalah mengapa kontes ini begitu menarik perhatian negara-negara di dunia?
Banyak pengamat sebelumnya memprediksikan bahwa kontes ini akan mengalami keterpurukan pasca dihilangkannya babak baju renang (swimsuit), satu bagian yang telah menjadi andalan dalam tiap kontes kecantikan skala internasional. Hal tersebut tak lepas dari sikap Miss World tahun 2013 yang mengganti baju renang dengan pakaian sarung untuk menghormati adat lokal Indonesia dan menjawab protes yang menghampiri kontes ini saat diadakan di Indonesia. Tahun 2014, Miss World secara resmi menghapus sesi baju renang karena dianggap tidak relevan dengan semangat kontes yang ingin mengedepankan sisi sosial.[4]
Keputusan menghapus sesi swimsuit mendapat reaksi beragam di masyarakat. Mantan pemilik kontes saingan Miss World, Miss Universe, yang juga saat ini menjadi Presiden Amerika Serikat Donald Trump menilai keputusan tersebut hanya akan membuat kontes tersebut semakin ditinggalkan peminat (dan justru bagus bagi kontes miliknya).[5] Namun sebaliknya, beberapa negara Islam dan mayoritas penduduk Islam (yang memang melarang penggunaan bikini) mengapresiasi keputusan Julia Morley, CEO Miss World yang menghapus sesi tersebut. Beberapa negara Islam pun mulai berancang-ancang ikut dalam kompetisi ini. Beberapa yang telah bergabung seperti Uzbekistan, Tunisia, Chad dan lainnya merupakan bukti Miss World semakin diminati.[6][7]
Pemenang Miss World dipastikan akan memiliki tugas yang jelas dan terarah, tidak seperti kontes-kontes sejenis yang selama masa jabatannya hanya disibukkan dengan pemotretan, kunjungan ke luar negeri, dan tugas-tugas lain yang sudah biasa dilakukan setiap ratu kecantikan. Miss World akan datang ke lokasi bencana alam seperti saat Tsunami di Aceh, Topan di Filipina, Gempa Bumi di Haiti, dan sebagainya.[9][10][11] Hal inilah yang kemudian menarik perhatian banyak negara, terutama negara-negara Asia dan Afrika - yang menilai kontes ini sebagai jalan bagi mereka untuk membuat negara mereka lebih sejahtera - untuk mengikuti kontes ini.
Miss World 2004, Maria Julia Mantilla Garcia (kanan) bersama aktor Jackie Chan mengunjungi lokasi Tsunami Aceh 2004 (Alamy Stock Photo) |
Penulis membandingkan kontes ini dengan sejumlah kontes yang memiliki tagline atau misi yang terarah namun pada perjalanannya belum terlihat menuju ke arah tersebut. Sebut saja Miss Earth yang diadakan untuk mengkampanyekan kesadaran lingkungan. Sepanjang pengamatan penulis, kegiatan pemenang Miss Earth sangat sedikit yang berurusan dengan hal tersebut, bahkan terlihat minim pemberitaan tentang aktivitas sang pemenang (entah memang tidak ada kesibukan atau kurang terekspos), namun visinya sudah ada dan jelas - kesadaran lingkungan - namun penulis belum melihat banyak pergerakan pemenang Miss Earth terfokus ke arah sana.[12]
Miss World 1984, Astrid Carolina Herrera mengunjungi sekolah tuna netra di Bali (Google/ Miss World) |
Kontes lainnya yang penulis juga ingin kritisi adalah Miss Grand International, yang menurut penulis memiliki visi yang juga terarah yaitu Stop The War (mengkampanyekan anti perang dan perdamaian), namun penulis belum melihat pemenang kontes ini berfokus ke arah sana, misalnya seperti mengunjungi korban perang Irak atau Suriah yang saat ini tengah berkecamuk, atau mengkampanyekan perdamaian Israel-Palestina, atau kampanye anti ranjau darat di negara-negara konflik. Penulis justru melihat pemenang kontes ini yang lebih disibukkan dengan kunjungan ke luar negeri, sesi pemotretan atau kunjungan sosial yang menurut penulis sudah biasa dilakukan pemenang kontes-kontes lain yang sejenis.[13]
Sebagai penutup, penulis menaruh perhatian besar terhadap kontes Miss World melebihi kontes-kontes sejenis lainnya. Walaupun terlihat old-fashion, namun kekeluargaan begitu terasa di kontes ini, mungkin karena CEOnya adalah Julia Morley, seorang Ibu yang sangat concern dengan dunia sosial dan mencintai anak-anak sehingga ada rasa yang berbeda dengan pemilik kontes lainnya. Penulis tentunya berharap semangat Beauty With A Purpose tidak hanya dimaknai sebatas saat menjabat sebagai Miss World namun juga selepasnya dapat semakin meningkatkan kepedulian sosialnya lebih luas lagi, dan tidak ada yang memprotes Miss World sebagai "ajang pemuas nafsu" semata...
Miss World 2013, Megan Young bersama CEO Miss World, Julia Morley mengunjungi salah satu rumah sakit di Filipina (The Great Pageant Community) |
Referensi
- Miss World (2017) Breaking News
- CNN (2013) Miss Philippines crowned the new Miss World
- Indonesian Pageants (2014) Visi Julia Morley Tentang Ajang Miss World Di Era Modern
- Daily Mail (2014) Miss World is hanging up her bikini! Pageant reveals famous swimsuit round will be removed from competition as of 2015
- The Huffington Post (2013) Donald Trump: Miss World Beauty Pageant Will Suffer Without Bikinis (VIDEO)
- Margianto, H. (2013) "Penyelenggara "Miss World" Pastikan Keabsahan Miss Uzbekistan" Kompas.com
- Critical Beauty (2013) Tunisia to Compete in Miss World
- Miss World (2017) "Miss World 2016 attends Variety Telethon in Iowa" Beautywithapurpose.com
- Wijaya, P. (2014) "Para pesohor dunia datang ke Indonesia saat Aceh dilanda tsunami" Merdeka.com
- The Freeman (2013) "Miss World visits typhoon-hit areas" Philstar.com
- Owen, P. (2013) "Miss World Megan Young turns hero as she saves orphans from collapsed building" Mirror.co.uk
- Indra, R. (2013) "Yang Membedakan Miss Earth dengan Kontes Kecantikan Lain" Kompas.com
- Missosology (2014) "OPINION :: Miss Grand International should address so many issues" Missosology.com
0 comments:
Posting Komentar