Setelah beberapa hari publik ramai memperbincangkan Presidential Treshold 20% yang disahkan oleh anggota parlemen dari partai "pendukung pemerintah" dan dipimpin oleh Ketua DPR Setya Novanto yang saat itu tengah tersandung kasus megakorupsi E-KTP hingga pertemuan dua tokoh besar, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono di Cikeas, kali ini ramai diberitakan mengenai rencana Partai Perindo yang diketuai pebisnis Hary Tanoe untuk mendukung Jokowi dalam pilpres 2019 mendatang.[1][2]
Rencana ini, yang akan diputuskan pada Kongres Partai akhir tahun ini, menuai komentar beragam di masyarakat. Hary Tanoe, sang ketua partai, menjadi perbincangan karena beralih haluan dari semula mendukung Prabowo menjadi Jokowi. Seperti diketahui, media-media yang dikuasai HT, seperti 3 stasiun TV nasional (RCTI, GTV, MNCTV), 1 stasiun TV berjaringan (INews TV), surat kabar dan portal web seperti Okezone dan Sindonews dikenal masyarakat getol dalam mengkritisi pemerintahan Jokowi, terlebih saat HT tersandung kasus sms pada pejabat kejaksaan agung Yulianto (yang menurut penulis bukanlah ancaman melainkan promosi diri), media-media tersebut gencar memberitakan sisi negatif Jaksa Agung, H.M Prasetyo dengan harapan Presiden mau me-reshuffle Jaksa Agung.[3][4][5]
HT (tengah) bersama Presiden PKS Sohibul Iman dan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto dalam pertemuan membahas pemenangan Anies-Sandi di Pilkada DKI 2017 (Okezone) |
Tak hanya itu, sepak terjang HT juga dikenal dekat dengan Prabowo, seperti saat pilpres 2009 survey yang dirilis media HT adalah satu dari dua (satu lagi dari TVOne) yang memenangkan Prabowo-Hatta atas Jokowi-JK saat itu.[6] HT juga turut mendukung pasangan Anies Baswedan - Sandiaga Uno saat pilkada DKI 2017 melawan Ahok-Djarot.[7] Ketika konpers kemenangan Anies-Sandi pun Prabowo tak segan mengucapkan terima kasih pada HT.[8] Dalam setiap pertemuan partai-partai pendukung Prabowo atau silaturahmi dengan pendukung Prabowo pasti HT selalu hadir.[9]
HT saat hadir dalam konferensi pers kemenangan Anies-Sandi di Rumah Prabowo, Jakarta (Tempo.co) |
Namun kini, tak ada asap dan tak ada api, HT mengumumkan rencana partainya untuk mendukung pencalonan Jokowi di Pilpres 2019 mendatang. Penulis pun yang mengkonfirmasinya melalui penelusuran di portal media lain pun menyatakan hal sama, HT telah berbalik arah.
DUGAAN PENULIS
Berpindahnya peta politik Perindo dan HT dari semula mendukung Prabowo menjadi Jokowi menurut penulis diduga ada kaitannya dengan kasus SMS Jaksa Agung yang menyebabkan HT dijadikan sebagai tersangka oleh kepolisian.[10] Menurut penulis, ada upaya dari pihak HT untuk mencoba membebaskan diri dari jeratan hukum tersebut,[11] yang salah satunya adalah dengan mengubah haluan politik dengan harapan selayaknya kasus hukum yang menjerat orang-orang sekitar Jokowi akan menguap begitu saja, sebut saja seperti kasus "Ndeso" anak Jokowi, atau kasus video kepolisian yang menyudutkan Islam, atau bahkan kasus-kasus besar seperti Sumber Waras dan Reklamasi yang membawa nama Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Meskipun, dari Perindo membantah hal tersebut,[12] namun dugaan tersebut mungkin saja ada.SMS yang dikirimkan HT pada Jaksa Yulianto, yang dinilai bernada mengancam |
Dugaan lainnya adalah adanya desakan pihak-pihak tertentu yang meminta HT dan perindo mengubah haluan ke Jokowi dengan memanfaatkan kasus HT tersebut.[13] Bukan tidak mungkin jika 2019 nanti Perindo akan menjadi satu partai pendatang baru yang diperhitungkan.[14] Dalam survey pun nama Perindo masuk dalam jajaran partai yang mendapat minat dari masyarakat disamping partai-partai lama lain.[15] Dengan iming-iming bebasnya HT dari jeratan hukum, HT mau tidak mau harus mengikuti desakan agar pindah haluan. Masuknya Partai Perindo ke Jokowi dinilai akan menambah keuntungan politik bagi Jokowi, terutama kekuasaan media yang dimiliki HT ditambah dengan media pro jokowi seperti Metro TV, Kompas, BeritaSatu (Lippo Group), Detik (CT Corp), Antara (Boni Hargens) dan lainnya akan memperkuat cengkraman jokowi di media nasional.[16]
Media-media yang dianggap menggiring opini terkait keberhasilan Jokowi (Blogspot/Google) |
Dugaan yang mungkin saja terpikirkan adalah pindahnya HT ke Jokowi ditengarai atas dasar keinginan HT untuk mendapatkan kemudahan dalam berbisnis terutama dalam hal properti yang saat ini tengah gencar. HT tengah berencana membangun resor di Lido, Bogor dan kawasan Nusa Dua, Bali.[17] Tidak tanggung-tanggung HT pun telah bekerjasama dengan Presiden AS yang juga pebisnis, Donald Trump.[18] Rencana pembangunan tersebut tentu perlu mendapat dukungan dari pemerintah agar lancar dan "dilancarkan". HT dengan ambisinya, dinilai perlu mendekati Jokowi agar mendapat kepastian akan kelancaran berbisnisnya, karena bukan hanya nama HT yang dipertaruhkan di mata sang Presiden Adikuasa tersebut, namun juga nama Indonesia. Bayangkan bila proyek telah direncanakan ini kemudian hancur lebur karena pemerintah tidak merestuinya, maka bisa jadi Donald Trump enggan melirik Indonesia dan berpaling ke negara tetangga seperti Singapura dan Thailand.
HT bersama Presiden AS Donald Trump saat membahas kerjasama pembangunan resor di Indonesia di Trump Tower. Turut hadir bersama istri HT, Liliana Tanoesoedibjo (Republika/IG Hary Tanoe) |
BLUNDER BAGI HT
Pernyataan HT yang berencana mengarahkan partainya untuk mendukung Jokowi di 2019 mendatang dinilai merupakan sebuah blunder yang mampu menjadi celaka bagi dirinya. Pernyataan yang dinilai terburu-buru tersebut justru akan memancing pendukung Prabowo yang semula simpati pada HT akan berbalik menyerang HT.[20] Pendukung Jokowi juga tidak akan mudah menerima HT.[21]
Di media sosial pun kedua pendukung (Prabowo dan Jokowi) ramai-ramai mem-bully HT. Pendukung Prabowo menilai HT mendukung Jokowi karena ingin bebas dari jeratan hukum. HT pun dianggap tidak menghormati Prabowo sebagai "kawan" maupun sebagai "senior" yang telah mendukungnya bertahun-tahun. Di lain pihak pendukung Jokowi pun melihat HT sebagai "capres yang tidak kesampaian", tokoh yang mencla-mencle, tidak berpendirian, atau bahkan dinilai "ada maunya" terkait kasus hukum yang menjeratnya.
Reaksi dari tokoh Islam pun beragam.[22] Pendukung ormas Islam seperti HTI dan FPI menilai HT tak ubahnya "non-muslim" lain yang pada akhirnya kembali ke jati dirinya mendukung Jokowi yang bagi mereka adalah teman bagi non-muslim. HTI dan FPI yang sejak awal tidak simpati pada HT terutama terkait kontribusi HT pada acara Miss World 2013 lalu menilai berpindahnya HT ke sisi Jokowi akan menguntungkan bagi Prabowo yang bebas dari tangan-tangan asing kapitalis.[23]
KEUNTUNGAN BAGI JOKOWI (?)
Dukungan Partai Perindo pada kenyataannya tidak akan banyak berpengaruh bagi Presiden Joko Widodo karena Perindo tak memiliki kursi di parlemen sebagai modal untuk mengusung Jokowi dalam Pilpres 2019 mendatang. Sebagai parpol baru, Perindo juga dinilai mempunyai basis massa yang belum cukup kuat.
Namun, Jokowi tetap mendapat keuntungan besar karena Ketua Umum Perindo Hary Tanoesoedibjo mempunyai jaringan media massa yang luas. MNC Group yang dipimpin Hary menaungi berbagai media mulai dari televisi, media online hingga cetak. Selama ini, Jokowi juga didukung oleh Partai Nasdem yang dipimpin Surya Paloh yang juga memimpin Media Group yang menaungi media televisi, online dan cetak. Pemberitaan media dinilai akan menjadi senjata yang ampuh untuk membangun pencitraan Jokowi dan memenangkannya dalam Pemilu 2019 mendatang.[23]
KERUGIAN BAGI PRABOWO (?)
Selama ini, Ketua umum Perindo Hary Tanoesoedibjo (HT) selama bersama dengan Prabowo Subianto. Termasuk di Pilgub DKI 2017 yang menjadi potret kekuatan politik antara koalisi pemerintah dan oposisi, HT berada di belakang Prabowo. Pada Pemilu 2014, HT juga memilih berada di belakang Prabowo-Hatta.Keputusan mengejutkan ini ditambah dengan sejarah politik orang-orang yang berada di belakang Jokowi. HT memutuskan merapat dukung Jokowi bersama Wiranto dan Surya Paloh. Kedua orang tersebut pernah berkonflik dengan HT saat bergabung di Hanura dan NasDem, hingga akhirnya memutuskan membuat Perindo.
Gerindra sekali lagi menegaskan, tidak merasa ditinggalkan rekan politiknya. Setelah Golkar, PAN yang dulu 2014 bersama, kini merapat Perindo bersama Jokowi. Golkar, Hanura, NasDem dan PPP juga telah lebih dulu mendeklarasikan diri mendukung Jokowi. Gerindra yang sudah tegas akan kembali mencalonkan Prabowo Subianto tak gentar. Kawan politik Prabowo disisa perjalanan Pemilu 2014 hanya tinggal PKS.
Menurut penulis, Prabowo mungkin setidaknya merasa kecewa karena ditinggalkan rekan politiknya. Namun, Prabowo tidak merugi apapun karena memang tidak ada kontrak politik antara HT dan Prabowo. Semua hubungan keduanya murni karena kesamaan visi membangun Indonesia yang Lebih Baik. Walau kawan politik Prabowo hanya tinggal PKS, dengan rajutan kembali ke PAN dan Demokrat serta dukungan di balik layar dari Tokoh Golkar seperti Aburizal Bakrie dan Titiek Soeharto, PBB (Yusril) dan Partai Idaman (Rhoma) serta pendukung setianya, Prabowo sudah pasti akan tegar dan kuat dalam menyongsong Pemilu 2019 mendatang.
REFERENSI
- Tribun News (3 Agustus 2017) Dulu Dukung Prabowo, Mengapa Hary Tanoe Berbalik Dukung Jokowi, Ini 3 Penyebabnya!
- Tribun News (3 Agustus 2017) Rekam Jejak Politik Hary Tanoe: Ketika sang Pengkritik Berbalik Arah Merapat Kubu Jokowi. Diakses tanggal 3 Agustus 2017 [URL]
- Septianto, B. (4 Juli 2017) "Kriminalisasi SMS Ketum Perindo, Jaksa Agung Prasetyo Sangat Layak Di-Reshuffle". Okezone.com. Diakses tanggal 3 Agustus 2017 [URL]
- Okezone (4 Juli 2017) "Cenderung Berpolitik, Jaksa Agung Dinilai Layak Di-Reshuffle". Sindonews.com. Diakses tanggal 3 Agustus 2017 [URL]
- Rizky, F. (28 April 2017) "Dianggap Bebani Jokowi, Jaksa Agung Layak Di-Reshuffle". Okezone.com. Diakses tanggal 3 Agustus 2017 [URL]
- BeritaSatu (9 Juli 2014) Quick Count" 4 Lembaga Survei Menangkan Prabowo-Hatta. Diakses tanggal 3 Agustus 2017 [URL]
- Antony, N. D. (14 Maret 2017) "Perindo Deklarasi Dukung Anies-Sandi, Prabowo dan Lulung Hadir". Detik.com. Diakses tanggal 3 Agustus 2017 [URL]
- Antony, N. D. (19 April 2017) "Senyum Lebar Prabowo, Amien Rais, dan HT di Kemenangan Anies-Sandi". Detik.com. Diakses tanggal 3 Agustus 2017 [URL]
- Ibrahim, G. M. (10 April 2017) "Jelang 19 April, Prabowo Undang Sejumlah Tokoh ke Rumahnya". Detik.com. Diakses tanggal 3 Agustus 2017 [URL]
- Mohammad, Y. (3 Agustus 2017) "Balik badan Hary Tanoe dukung Jokowi dan kasus hukumnya". Beritagar.id. Diakses tanggal 3 Agustus 2017 [URL]
- Sutrisno, E. D. (2 Agustus 2017) "Dukung Jokowi Capres 2019, Apa Mau Hary Tanoe?". Detik.com. Diakses tanggal 3 Agustus 2017 [URL]
- Sutrisno, E. D. (2 Agustus 2017) "Hary Tanoe Bakal Dukung Jokowi, Perindo: Tak Ada Urusan dengan Kasus". Detik.com. Diakses tanggal 3 Agustus 2017 [URL]
- Hakim, R. N. (3 Agustus 2017) "Hary Tanoe Dukung Jokowi, Fadli Zon Sebut Hukum Dipakai Menekan Parpol". Kompas.com. Diakses tanggal 3 Agustus 2017 [URL]
- Toriq, A. (2 Agustus 2017) "PPP: Hary Tanoe Jadi Peluru Baru Buat Jokowi". Detik.com. Diakses tanggal 3 Agustus 2017 [URL]
- Okezone (21 April 2017) "Exit Poll PolMark, Perindo Urutan ke-4 Parpol Pilihan Warga Jakarta". Sindonews.com. Diakses tanggal 3 Agustus 2017 [URL]
- Hindarto, S. Y. (3 Agustus 2017) "Hary Tanoe Merapat, Jokowi Kuasai Media". CNN Indonesia. Diakses tanggal 3 Agustus 2017 [URL]
- Nordiansyah, T. (19 Oktober 2015) "Bangun Resor Kelas Dunia, HT Target 2-3 Tahun Selesai". Metrotvnews.com. Diakses tanggal 3 Agustus 2017 [URL]
- Djumena, E. (12 September 2015) "Hary Tanoe-Donald Trump Berkolaborasi Bangun Kawasan Wisata di Bogor". Kompas.com. Diakses tanggal 3 Agustus 2017 [URL]
- Faisol, E. (3 Agustus 2017) "Perindo Dukung Jokowi, Pengamat: Hary Tanoe Cari Selamat". Tempo.co. Diakses tanggal 3 Agustus 2017 [URL]
- Damarjati, D. (2 Agustus 2017) "HT Dukung Jokowi, Projo: Suka-suka Dia Sajalah". Detik.com. Diakses tanggal 3 Agustus 2017 [URL]
- Laksmana, B. A. (2 Agustus 2017) "Hary Tanoe Dukung Jokowi, Ini Kata Presidium Alumni 212". Detik.com. Diakses tanggal 3 Agustus 2017 [URL]
- Gumilang, P. (3 Agustus 2017) "Alumni 212: Jokowi dan Hary Tanoe Sama-sama Kelompok Naga". CNN Indonesia. Diakses tanggal 3 Agustus 2017 [URL]
- Tribun News (3 Agustus 2017) Apa Untungnya bagi Jokowi atas Dukungan dari Hary Tanoe dan Perindo?. Diakses tanggal 3 Agustus 2017 [URL]