Sebelum membuat artikel ini, beberapa hari yang lalu ketika penulis sedang berada dalam perjalanan mengunakan bus menuju Jakarta saya menemukan sebuah pemandangan yang ganjil. Ada seorang ibu-ibu pengamen yang membawa serta anaknya yang masih bayi di gendongannya, tepat didepan anak tersebut terdapat sebuah speaker yang besarnya mungkin tak seberapa. Saat di perjalanan, ibu tersebut melakukan aksi ngamennya, menyanyikan setidaknya 3 lagu dengan volume pengeras suara yang cukup keras (yang mungkin membuat sebagian penumpang bus terganggu, terutama yang berada dekat pengeras tersebut).
Pastinya setiap orang yang lewat akan iba ketika melihat seorang ibu mengemis dengan anak bayi di gendongannya. Banyak orang yang memberikan sedikit uang baginya, dengan harapan kehidupan sang ibu dan bayi tersebut bisa lebih baik dan tidak mengemis lagi. Namun, dengan bayi yang terlelap dengan kondisi yang sudah penulis jabarkan sebelumnya mengerucut menjadi satu pertanyaan besar, Mengapa bayi tersebut tetap dapat tenang dalam kondisi seperti itu?
PENGGUNAAN OBAT TIDUR BAGI BAYI
Sebelum dibawa mengemis, bayi malang tersebut dibuat kondisinya agar nampak terlihat memprihatinkan. Mulai dari bajunya yang dibuat kucel hingga wajahnya yang dikotori arang dan debu agar terlihat kusam. Setelah itu si bayi diberikan obat tidur yang telah dicampur dengan susu yang diminumnya. Dengan memberikan obat tidur, si bayi akan terlelap seharian.
Sebenarnya pada penggunaan obat yang memiliki efek samping mengantuk yang dikonsumsi dalam jumlah kecil dan penggunaan jangka pendek tidak akan tampak ciri-ciri khusus pada seorang anak. Efek obat akan terlihat pada beberapa waktu (biasanya dalam hitungan jam) setelah dikonsumsi. Namun, apabila dosis yang diberikan serampangan maka akan timbul berbagai efek samping. Seperti halnya obat-obatan lain, obat tidur juga memiliki efek samping. Efek samping setiap obat tidur berbeda-beda tergantung jenisnya. Berikut beberapa efek samping yang umum terjadi:
- Napsu makan berubah.
- Rasa terbakar atau geli pada kaki, lengan, tangan.
- Diare.
- Susah buang air besar atau konstipasi
- Susah menjaga keseimbangan.
- Sakit kepala.
- Mulut atau tenggorokan kering.
- Buang angin.
- Nyeri ulu hati.
- Mengantuk di siang hari.
- Lemas.
- Nyeri perut.
- Gangguan pada ingatan dan tidak fokus.
- Membuat anggota tubuh bergetar. Mual.
- Reaksi alergi parah yang disebut anafilaksis. Reaksi ini dapat meliputi angioedema, yaitu bengkak parah pada wajah.
- Menimbulkan ketergantungan. Tanpa obat tidur, Anda menjadi merasa semakin sulit tidur. Bahkan aktivitas tidur bisa menjadi saat yang paling mencemaskan.
- Detak jantung tidak teratur.
- Berat badan bertambah.
Pada kasus tertentu efek samping dapat menjadi parah seperti parasomnias, yaitu tingkah laku dan tindakan yang tidak dapat dikontrol. Berikut beberapa jenis obat tidur yang biasa digunakan.
Nama obat | Memudahkan tidur | Membuat tidur lebih lama | Dapat menimbulkan ketergantungan |
Doxepin | X | ||
Ramelteom | X | ||
Zaleplon | X | X | |
Zolpidem | X | X | |
Triazolam | X | X | |
Temazepam | X | X | X |
Eszopiclone | X | X | X |
Estazolam | X | X | X |
Zolpidem extended release | X | X | X |
Selain obat-obatan di atas, ada juga obat tidur dosis rendah yang digunakan untuk mengatasi insomnia akibat depresi. Obat-obatan tersebut di antaranya: amitriptilin, mirtazapine, trazodone.
TAK CUMA DIBIUS, BAYINYA PUN SEWAAN
Penelusuran merdeka.com, bayi yang dibawa oleh pengemis tersebut bukanlah anak kandungnya. Bayi tersebut merupakan bayi yang disewa untuk membantu pengemis mencari uang. Besaran sewa yang harus dibayarkan mulai Rp 50 ribu hingga Rp 100 ribu per hari. Alasan si pengemis menggunakan bayi tidak lain adalah untuk meningkatkan penghasilan mereka.
Seorang pengemis mengaku dengan membawa bayi, uang yang didapatkan dari mengemis bertambah. Sebelumnya pengemis tersebut hanya mendapatkan uang paling besar Rp 50 ribu hingga Rp 100 ribu. Namun setelah membawa bayi, penghasilan mereka meningkat hingga Rp 200 ribu sampai Rp 300 ribu sehari.
Seperti di lansir The Mirror Post, laman tersebut menuturkan bahwa banyak sekali pengemis mereka gunakan sebagai sebuah alat penghasil uang untuk menarik rasa simpati orang lain, anehnya bayi tersebut bukan bayi mereka, melainkan bayi yang di sewa atau bahkan bayi yang di culik dari keluarga aslinya. Sungguh miris kelakukan mereka yang ingin mendapatkan uang dengan cara yang tidak baik seperti itu.
TERJERAT KARENA EKSPLOITASI ANAK
Di dalam undang-undang Pasal 2 UU No, 23 Tahun 2002 dengan lengkap dijelaskan mengenai hak dan kewajiban bagi kesejahteraan anak. Pada Pasal 13 disebutkan bahwa anak berhak mendapatkan perlindungan dari pelakukan seperti diskriminasi, eksploitasi, penelantaran, kekejaman, dan perlakuan salah lainnya. Sangsi bagi pelaku yang mengakibatkan anak mengalami kerugian dan penderitaan bisa dipidana penjara selama 5 tahun atau denda Rp 100 juta.
BAGAIMANA SELANJUTNYA?
Menyikapi masalah ini, sudah seharusnya Dinas Sosial daerah setempat melakukan razia terhadap pengemis ataupun pengamen termasuk mereka yang membawa anak bayi ini. Begitu pula dengan pihak kepolisian untuk menelusuri keterlibatan pihak-pihak yang menyewakan bayi tersebut untuk dijadikan alat mengemis.Peran pemerintah pusat melalui Kementerian Sosial serta Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak juga diperlukan untuk memberikan jaminan kesejahteraan dan perlindungan tidak hanya bagi anak yang dieksploitasi, namun juga bagi pengemis tersebut melalui upaya pembinaan dan pelatihan untuk melatih keterampilan mereka agar nantinya tidak turun kembali ke jalan.
Bila Anda melihat seorang wanita dengan seorang anak, mengemis, berpikir sebelum Anda menyumbangkan. Pikirkan tentang hal itu, jika bukan karena ratusan ribu pemberi sedekah, bisnis seperti ini sudah mati. Bisnis akan mati dan bukan anak-anak. Jangan melihat anak yang sedang tidur dengan kasih sayang. Lihat horor. Karena Anda membaca artikel ini , Anda tahu sekarang mengapa anak tersebut tidur di tangan pengemis.
Silakan berbagi ini. Dan ketika Anda memutuskan lagi untuk menyumbang ke pengemis, ingat bahwa amal yang anda lakukan bisa jadi kematian bagi anak kecil lainnya.
REFERENSI
- Hidayat, R. (2015) Fakta mengerikan kenapa bayi dalam gendongan pengemis selalu tidur. Dipublikasi dalam Merdeka.com (5 Maret 2015) [URL]
- Hidayat, R. (2015) Tak cuma dibius, pengemis pun sewa bayi biar orang kasihan. Dipublikasi dalam Merdeka.com (5 Maret 2015) [URL]
- Pekanews.com (2015) Tahukah Anda, Mengapa Bayi Pengemis Selalu Tertidur?. Dipublikasi dalam Pekanews.com (22 Februari 2015) [URL]
- The Mirror Post (2015) Tahukah Anda, Mengapa Bayi yang digendong Pengemis Selalu Tertidur?. Dikutip dari Vemale.com (18 Februari 2015) [URL]
0 comments:
Posting Komentar