Miss World 2013 telah mengakhiri ajangnya dengan sukses di Bali, Indonesia, ditengah pro kontranya, Miss World telah berhasil memilih Megan Young, asal Filipina, sebagai Miss World 2013, menjadikannya sebagai wanita Filipina pertama yang meraih gelar ini, sekaligus melengkapi deret kemenangan Filipina di kontes kecantikan besar dunia.
 |
| Miss Filipina, Megan Lynne Young saat dimahkotai oleh Yu Wenxia, MW 2012, sebagai MW 2013 (courtesy of CNN) |
Kini, semua mata beralih ke satu ajang kontes kecantikan lainnya, Miss Universe 2013, yang tahun ini diselenggarakan di Moskow, Rusia. Ajang ini pun tak lepas dari kontroversinya, terutama mengenai hukum anti-Gay yang baru-baru ini disahkan disana.
Hukum yang baru diberlakukan ini membuat salah satu host Miss Universe 2012, Andy Cohen -secara terbuka mengaku gay- yang sempat didapuk menjadi host tahun ini, menyatakan mengundurkan diri dari hosting kontes ini. Namun, uniknya, pengganti Andy Cohen, yakni Thomas Roberts yang juga pembaca berita pada kanal MSNBC, ternyata baru-baru ini menyatakan dirinya adalah Gay..
Kontroversi lainnya datang dari kontes Miss Universe yang secara jelas "mengumbar aurat" dan memakai para kontestan dalam berbagai acara promosi produk sponsor MU disana. Hal ini terlihat dari sejumlah foto yang dirilis di situs resmi missuniverse.com, memperlihatkan kontestan dalam balutan bikini terbuka di tengah dinginnya kota Moscow, serta sejumlah agenda padat yang justru lebih mengarah pada promosi produk, ketimbang kunjungan wisata atau lainnya.
 |
| Puteri Indonesia, Whulandary Herman (kanan) berfoto bersama Miss Finland dan Miss Lithuania (Courtesy of Miss Universe Organization) |
Sejumlah agenda seperti Meet and Greet produk CHI (produk hairstylish resmi MU), test drive Mercedez-Benz, dan lainnya, terpampang pada situs tersebut. Hal ini jelas berbeda dengan Miss World 2013 di Bali sebulan yang lalu, dimana para kontestan lebih diajak mengenal pariwisata bangsa ini, ketimbang mengunjungi sejumlah perusahaan sponsor dan memamerkan produknya.
Kontes Miss Universe sendiri merupakan kontes tertua kedua setelah Miss World -berbeda 1 tahun-, keduanya berasal dari satu posisi yang sama pada awal berdirinya, mempromosikan pakaian renang yang menjadi sponsor mereka saat itu. Keduanya lalu bergerak kearahnya masing-masing, hal ini bisa dilihat dari perbedaan berikut:
1. Miss Universe hingga saat ini masih (dan akan terus) mempertahankan konsep bikini sebagai "bagian utama" kontes, sementara Miss World mengusung "Beauty With a Purpose" sebagai bagian utama kontes, terlihat dari poin penilaian fast track BWAP yang lebih besar ketimbang fast track Miss World lainnya.
2. Miss Universe terkenal dengan finalis 15 besar, 10, 5 besar dan pemenang yang itu-itu saja, kebanyakan didominasi oleh negara-negara Amerika (utamanya USA, Meksiko dan Venezuela) dan sejumlah negara langganan dari Afrika (Angola, Afsel) dan Asia (Jepang, Filipina) serta Australia. Sementara Miss World, sulit diprediksi karena semua penilaian didasarkan pada sistem scoreboard yang semua kontestan punya peluang di masing-masing fast track system yang ada.
3. Penilaian Miss Universe jauh lebih abstrak ketimbang Miss World, hal ini terlihat dari proses penilaian preliminary yang tak pernah diumumkan saat pemilihan 15 besar MU, hal ini berbeda dengan pemilihan 15/10 besar MW yang dilakukan dengan sistem scoreboard sehingga seluruh masyarakat dapat melihat dan memprediksi pula yang berpeluang masuk menjadi finalis.
4. Miss Universe memiliki special awards yang beragam ketimbang Miss World, Miss Universe mengandalkan 3 special awardsnya (Miss Photogenic, Miss Congeniality dan Best National Costumes), sementara Miss World hanya memberi penghargaan khusus untuk Continental Queens, yakni untuk masing-masing wakil di tiap benua di dunia dengan raihan posisi tertinggi di MW.
Tahun ini, Miss Universe diadakan di Rusia, negara yang sempat memenangkan kontes ini di tahun 2002 (dimenangkan oleh Oxana Fedorova) sebelum gelarnya dicabut karena dianggap gagal menjalankan tugas keratuannya dan diganti oleh runner-up 1, Justine Pasek dari Panama. Hal ini unik, karena adanya sejarah kelam kontes ini dengan (wakil) Rusia, yang mungkin akan menjadi pertanyaan pula, apakah mungkin nama Oxana Fedorova akan disebut pada final MU nanti, yang dicatat sebagai bagian sejarah (kelam) kontes ini?
Sungguh unik memang, bagaimana Donald Trump, pemilik kontes ini, yang juga orang yang bertanggung jawab mencopot gelar Oxana dan memahkotai Justine Pasek sebagai Miss Universe 2002, memilih Rusia sebagai tempat kontes ini. Bukankah menjadi mungkin publik Rusia akan kembali mengingat sejarah itu, yang membuat mereka menjadi malu.
Kontes Miss Universe 2013 juga sempat dikabarkan memuat isu rasisme, dengan kabar terpilihnya 27 kontestan untuk berlaga di atas catwalk Tony Ward Couture Fashion Show, pada Mercedez-Benz Fashion Week Rusia, yang diketahui ternyata seluruhnya berkulit putih, tanpa satupun wakil kulit hitam ataupun wakil dari Afrika yang mejeng disana. Hal ini sempat menimbulkan pertanyaan terkait siapa yang memilih 27 kontestan tersebut. (Sumber: http://www.criticalbeauty.com/2013/10/blatant-racism-in-miss-universe-2013-no.html)
Catatan lainnya adalah mengenai isu politik yang membuat Miss Kosovo 2013 membatalkan keikutsertaannya di ajang Miss Universe. Kosovo, yang sejak mengikutkan diri di ajang ini pada 2008 hingga 2012 memberikan kontribusi baik dengan capaian tertinggi di posisi 5 besar (2010), tahun ini terpaksa absen karena isu politik, bahwa Rusia yang secara tegas tidak mengakui kedaulatan Kosovo sebagai negara merdeka.
Kemerdekaan Kosovo tahun 2008 lalu memang menjadi kontroversi hingga saat ini. Indonesia, yang hingga saat ini belum mengakui Kosovo sebagai negara berdaulat, nyatanya mengizinkan wakil Kosovo untuk memasuki wilayah negeri ini, yang untuk pertama kalinya berlaga di Miss World 2013 di Bali. Ketidakikutsertaan Kosovo di ajang ini, membuat negara sahabatnya, Albania juga menarik diri dari kontes ini. Albania menjadi negara yang gencar mempromosikan kemerdekaan Kosovo pada dunia, menyatakan hal ini sebagai bagian dari kemerdekaan hak asasi bagi rakyat Kosovo.
Isu politik yang lain terkait ketidakikutsertaan Georgia dalam Miss Universe 2013. Walau disebutkan bahwa alasan wakil Georgia mundur karena alasan kesehatan, namun sejumlah pihak lebih tertarik mengkaitkan hal ini dengan isu politik antara Georgia-Rusia terkait kemerdekaan Ossetia Selatan dan Abhkazia, yang saat ini menjadi kontroversi. Georgia secara tegas tidak mengakui kemerdekaan dua wilayah tersebut (keduanya dianggap berada pada yurisdiksi Georgia), yang berbeda dengan Rusia yang mendukung kemerdekaan keduanya.
Isu politik ini, nampaknya sama apabila menilik bagaimana Israel, yang menjadi peserta tetap di Miss World akhirnya mundur saat kontes ini dilaksanakan tahun 2013 ini di Indonesia, negara yang secara jelas tidak berhubungan diplomatik dengan Israel, dan mendukung Palestina sebagai solidaritas negara ini atas okupansi Israel disana.
Miss Universe 2013 memang sama seperti kontes kecantikan lainnya, penuh kontroversi, namun tentunya kita berharap agar kontes dapat berjalan lancar dan tidak muncul hal-hal tak terduga, termasuk isu yang muncul bawa kontes akan dipindahkan ke Las Vegas, jika hal terburuk muncul saat karantina berlangsung.
Kita berdoa pula untuk wakil Indonesia, Whulandhary Herman, yang sedang berlaga di MU 2013 saat ini, memberi usaha terbaiknya disana, untuk (setidaknya) masuk jajaran finalis 15/16 besar, seperti halnya Vania Larissa, wakil Indonesia lainnya yang berlaga di Miss World yang masuk jajaran finalis 10 besar MW 2013.
Time in Jakarta 
0 comments:
Posting Komentar