Kemarin malam, penulis menyaksikan satu diskusi (mungkin lebih tepatnya debat kusir) dalam program Indonesian Lawyers Club (ILC) bertajuk Jokowi-Prabowo Berbalas Pantun. Penulis sebagai penonton setia program ini, yang menurut penulis adalah satu-satunya forum diskusi berbobot yang penulis akui memberi banyak pengetahuan akan berbagai hal, termasuk politik, ekonomi, sosial dan hukum (penulis hanya seorang Sarjana Kimia)
Dan setiap perbincangan politik jelang pemilu, terutama yang menyangkut nama Jokowi penulis selalu menunggu kehadiran tokoh-tokoh seperti Rocky Gerung (Dosen UI), Ratna Sarumpaet (Aktivis), Ridwan Saidi (Budayawan) atau Prof Yusril Ihza Mahendra (Guru Besar Tata Negara). Beruntung, malam itu ILC menghadirkan Rocky Gerung, yang penulis nanti-nantikan argumentasi cerdasnya.
Tentu saja, ILC mengundang narasumber dari dua sisi, pendukung Prabowo dan Jokowi, dengan tambahan Roy Suryo dari Demokrat (menyatakan diri netral) yang duduk di sisi pendukung Prabowo. Dan benar saja, sepanjang jalannya diskusi, kedua sisi saling adu argumen. Pendukung Prabowo mengkritisi pidato marah-marah Jokowi yang dibaca sebagai bentuk kepanikan sementara Pendukung Jokowi membawa serentetan data untuk memperlihatkan seolah-olah Jokowi lebih baik dari Pemerintahan sebelumnya, yang tentu dibalas oleh Roy Suryo sebagai perwakilan partai SBY yang notabene adalah pemegang mandat pemerintahan sebelum Jokowi. Perbincangan seluruh narasumber ini terasa membosankan.
Kemudian giliran Rocky Gerung sebagai tamu khusus, yang saat itu duduk bersebelahan dengan pakar komunikasi Effendi Ghazali, menjadi pembicara penutup malam itu. Rocky pun membuka pembicaraannya dengan mempersilahkan narasumber untuk bertanya lebih dulu, menunjukkan bahwa dalam tempo singkat Rocky akan segera menggetarkan panggung ILC malam itu. Rocky pun kemudian membahas akar permasalahan perdebatan yang terjadi (disebut berbalas pantun dalam tajuk acara) selama ini adalah soal fiksi atau fakta. Hal ini dikarenakan banyak yang menilai FIKSI adalah FIKTIF padahal keduanya adalah hal yang berbeda. Rocky pun menjabarkan definisi FIKSI:
FIKSI itu sangat bagus. Dia adalah energi untuk mengaktifkan imajinasi, itu fungsi dari FIKSI. Dan kita hidup dalam dunia FIKSI lebih banyak daripada dalam dunia REALITAS. FIKSI lawannya REALITAS bukan FAKTA...
Kemudian Rocky pun memberi pertanyaan yang membuat satu studio diam seribu bahasa:
KITAB SUCI FIKSI ATAU BUKAN?
Pertanyaan ini pun dijawab dengan argumentasi cerdas dari Rocky. Saya mencoba mengutip verbatim-nya satu per satu agar bisa dipahami bersama. Dalam paparannya Rocky menjelaskan:
Kalau saya pakai definisi bahwa FIKSI itu mengaktifkan imajinasi, Kitab Suci itu adalah FIKSI, karena belum selesai, belum tiba itu. Babad Tanah Jawa itu FIKSI...
Dijelaskan lagi lebih rinci oleh Rocky,
Jadi ada fungsi dari FIKSI itu MENGAKTIFKAN IMAJINASI, menuntun kita untuk berfikir lebih imajinatif...
Sontak saja, pernyataan Rocky ini pun menuai banyak tanggapan dari narasumber, utamanya para pendukung Jokowi yang nampak belum paham akan pernyataan tadi. Salah satunya Aria Bima, Politisi PDI Perjuangan yang menanyakan apakah FIKSI dapat memberikan prediksi. Rocky menjawab:
Lebih dari itu. Bahkan bukan hanya untuk prediksi tetapi... DESTINASI. Bukan hanya sekedar membikin prediksi. Anda percaya oleh FIKSI dan anda dituntun oleh kepercayaan itu, bisa tiba tidak? Bisa tiba. Gimana caranya? Itu fungsi KITAB SUCI. Anda percaya KITAB SUCI? Kenapa anda abaikan sifat fiksional dari KITAB SUCI itu? (merujuk pada fungsi FIKSI diatas) Karena itu bukan faktual, belum terjadi, dan anda dituntun oleh dalil-dalil dalam KITAB SUCI, bukan sekadar prediksi itu..
Rocky pun menutup jawabannya kepada Aria Bima ini dengan pernyataan:
Dari sekarang kita mesti pastikan bahwa FIKSI ITU BAIK, YANG BURUK ITU FIKTIF...
Kemudian ia menambahkan:
Kalau saya bilang KITAB SUCI ITU FIKTIF, besok saya dipenjara tuh. Tapi kalau saya bilang ITU FIKSI, saya punya argumen karena saya berharap terhadap ESKATOLOGI DARI KITAB SUCI.
Definisi Eskatologi dan Eskatologi dalam Kekristenan |
Tanggapan pun kembali bermunculan terkait pernyataannya yang menyebut kitab suci sebagai fiksi. Rocky pun kemudian mengatakan bahwa ia tahu akan konsekuensi dari pernyataannya ini, maka dari itu dia memberikan argumentasinya agar orang paham dan tidak menjadi GAGAL PAHAM. Rocky pun menjelaskan:
Kenapa kata FIKSI anda takut mengucapkan pada KITAB SUCI? Karena selama ini kata FIKSI dibebani oleh kebohongan, SEOLAH FIKSI ITU BOHONG. Tadi saya katakan BOHONG ITU FIKTIF dalam Bahasa Indonesia, kita bilang itu FIKTIF, artinya itu angka FIKTIF, BOHONG...Tapi FIKSI, energi untuk tiba ke Telos (τέλος), yang didepan. KITAB SUCI selalu ingin tiba di Telos, ujung dari KITAB SUCI, harapan.. janji... dan itu sifatnya fiksi (belum terjadi). Baik atau Buruk? Baik.. Jadi saya jelaskan itu supaya berhenti debat FIKSI atau FAKTA. Kalau mau debat FAKTUAL ATAU FIKTIF, bukan FIKSI atau FAKTA.
Penjelasan dari Rocky ini pun ternyata masih membuat banyak pendukung Jokowi GAGAL PAHAM. Bahkan Politisi Nasdem, Akbar Faisal nampak berupaya menjebak Rocky dengan menanyakan Kitab Suci mana yang dianggap fiksi tadi. Rocky yang cerdas membaca situasi, langsung men-skak mat pertanyaan tadi, ia menolak menjawab karena tahu, sesaat setelah ia menyebut Kitab Suci dari agama tertentu, maka ia akan langsung terkena delik atas penodaan agama. Hal ini cerdik mengingat Rocky tidak menyatakan secara khusus Kitab Suci tertentu, justru malah pendukung Jokowi membuat interpretasinya sendiri. Akbar Faisal bahkan seolah-olah membela Al-Quran dari tudingan fiksi Kitab Suci dari Rocky tadi, padahal jelas Akbar Faisal berada di barisan pendukung Ahok yang sudah dinyatakan menista Al-Quran oleh pengadilan.
Pernyataan Rocky pun juga mendapat tanggapan beragam di media sosial. Beberapa menilai pernyataan Rocky adalah hal wajar mengingat Rocky adalah dosen Filsafat yang banyak dikaitkan dengan Atheisme. Bukan hal aneh bagi mereka yang berkecimpung dalam dunia filsafat untuk menafikan ayat-ayat suci, karena memang filsafat adalah area bebas dogma dan didalamnya dituntut untuk berpikir secara rasional. Namun ada pula yang mengkritisi pernyataan Rocky tersebut karena mereka menilai tidak tepat apabila KITAB SUCI disebut FIKSI. Pakar Bahasa Indonesia, Ivan Lanin dalam akun Twitternya bahkan menjabarkan bahwa tidak ada perbedaan signifikan antara FIKSI dan FIKTIF, yang membedakan hanya kedudukan FIKSI sebagai kata benda dan FIKTIF sebagai kata sifat. Mantan Ketua MK, Mahfud MD dalam akun Twitternya juga turut berkomentar, mengatakan bahwa beliau menolak pernyataan Rocky tersebut namun tidak mau memberi penilaian apakah Rocky termasuk menista agama atau tidak.
ANALISIS
Terkait dengan KITAB SUCI adalah FIKSI, penulis yang beragama Islam mencoba untuk menelaah dari dua sisi yang berbeda. Pertama terkait dengan pernyataan Rocky tersebut, apabila kita mau mencerna lebih dalam, sebenarnya Rocky telah memberi definisi FIKSI dalam pernyataannya tadi. Definisi ini ditempatkan sebagai pre-text (pengantar) untuk memperjelas konteks pernyataan tersebut. Sangat jelas apabila anda baca, bahwa Rocky menyebut definisi FIKSI menurutnya adalah:FIKSI adalah ENERGI UNTUK MENGAKTIFKAN IMAJINASI... (lihat pernyataan Rocky pertama)
Kemudian ia kaitkan definisi diatas terhadap kitab suci, PERHATIKAN...
Kalau saya pakai definisi bahwa FIKSI itu mengaktifkan imajinasi, Kitab Suci itu adalah FIKSI, karena belum selesai, belum tiba itu.
Jadi dari sini sebenarnya jelas, bahwa Rocky menggunakan definisi FIKSI yang menurutnya adalah UNTUK MENGAKTIFKAN IMAJINASI. Ia kaitkan itu dengan KITAB SUCI bahwa KITAB SUCI ITU BELUM SELESAI, BELUM TIBA. Apa maksudnya? Dengan menelaah pernyataan Rocky setelahnya, yaitu:
Tapi FIKSI, ENERGI UNTUK TIBA KE TELOS (τέλος), YANG DIDEPAN. KITAB SUCI selalu ingin tiba di Telos, ujung dari KITAB SUCI, harapan.. janji... dan itu sifatnya fiksi (belum terjadi). Baik atau Buruk? Baik..
Dari sini jelas, bahwa yang Rocky maksudkan adalah ujung/akhir dari kitab suci (dalam hal ini kepercayaan yang dibawanya) yaitu harapan, janji dalam hal ini apabila dalam kepercayaan penulis sebagai muslim adalah SURGA DAN NERAKA SEBAGAI PERISTIRAHATAN TERAKHIR SETELAH MENJALANI PERHITUNGAN AMAL (HISAB) DI AKHIRAT NANTI.
Memahami pengantar mengenai definisi FIKSI yang diucapkan Rocky tadi menjadi awal untuk memahami seutuhnya konteks pernyataan Rocky ini. Banyak dari para pendukung Jokowi yang GAGAL PAHAM karena TERLALU CEPAT MENGAMBIL KESIMPULAN TANPA MEMBACA DAHULU PRE-TEXT DARI APA YANG DISAMPAIKAN ROCKY TADI. Sehingga menurut penulis, tidak perlu orang repot-repot mencari definisi sebenarnya dari FIKSI di KBBI, Wikipedia, Oxford Dictionaries, bahkan sampai Pakar Bahasa Indonesia yang juga senior saya di Wikipedia turut ikut campur dalam urusan definisi FIKSI ini, karena Rocky sudah membawa definisinya sendiri dalam pre-text pembicaraannya.
Kedua, terkait dengan bahasan sejumlah orang terkait KITAB SUCI, penulis sebagai muslim jelas menyepakati konsepsi Al-Quran sebagai suatu kalam kebenaran adalah suatu hal yang tidak bisa diutak-atik. Ini mematahkan argumen bahwa Al-Quran itu FIKTIF. Allah SWT berfirman dalam Surah Al-Baqarah ayat 2:
Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa (QS 2:2)
Dalam ayat ini jelas menyebut bahwa tidak ada keraguan didalamnya. Artinya siapapun yang meragukan kebenaran Al-Quran (menyatakan bahwa Al-Quran itu FIKTIF alias BOHONG) maka ia bukanlah orang beriman. Mereka yang tidak mau mengakui bahwa Allah SWT memerintahkan untuk tidak memilih pemimpin dari orang kafir sama saja dengan meragukan Al-Quran, maka ia akan sama dijatuhi sebagai mereka yang tak beriman. Allah SWT berfirman dalam Surah Ali Imran ayat 60:
Kembali, Allah SWT menyatakan bahwa Al-Quran adalah suatu kebenaran dan bukan FIKTIF karena datangnya dari Sang Maha Pencipta. Kemudian bagaimana menjelaskan keterkaitannya dengan FIKSI untuk mengaktifkan imajinasi?
Di dalam Al-Quran cukiup banyak gaya bahasa pada ayat-ayat yang memerlukan pembacanya untuk berimajinasi agar mampu meraih makna yang dikandung dalam ayat tersebut. Seperti firman Allah SWT dalam surat Muhammad ayat 15:
Mereka yang membaca ayat diatas dan berpikir menggunakan akal sehat mungkin tidak akan mampu untuk menjelaskan penggambaran surga dan neraka tersebut. Secara nalar, otak akan berpikir keras "bagaimana mungkin ada air sungai tidak berubah rasa dan bau?" atau "bagaimana mungkin air mendidih bisa membelah usus manusia". Imajinasi diperlukan untuk menggambarkan hal-hal diatas agar kita paham bahwa kekuasaan Allah adalah lebih dari sekadar apa yang bisa dibayangkan akal. Kepercayaan dan Iman kepada Allah dan Kitab menjadikan ayat ini sebagai PERINGATAN kepada kita agar senantiasa bertaqwa agar mendapat ridho Allah SWT dan ditempatkan di surga dan tidak dimasukkan dalam Neraka seperti gambaran diatas.
Kita tidak pernah tahu kenikmatan surga dan kejamnya neraka karena kita belum pernah merasakan, kecuali di hari akhir nanti dimana mereka akan merasakan sendiri ganjaran atas apa yang diperbuat di dunia. Imajinasilah yang membuat kita membayangkan itu semua sehingga kita ingin untuk masuk surga dan tidak ingin masuk neraka. Kepercayaan dan Iman menambah mantap keinginan kita itu sebagai dasar dalam setiap aktivitas baik kita di dunia.
Dalam ajaran Islam, dijelaskan bahwa Allah mengikuti persangkaan hamba-Nya. Hal ini menunjukkan bahwa Allah mengikuti apa yang seseorang pikirkan. Ketika seseorang berimajinasi atau berpikir positif maka itu yang akan ia dapat. Seperti yang difirmankan Allah dalam Surah Ar-Rahman ayat 33:
Melalui ayat ini, Allah menyuruh kita berfikir tentang hal-hal yang (kelihatannya) mustahil dicapai, pada saat diturunkannya ayat itu. Dan sekarang terbukti, manusia mampu menembus batas-batas langit yang sebelumnya tak mampu ditembus, mampu mencapai bulan, Mars, mengorbitkan satelit, dll. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam hadits Qudsi yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari:
“Allah SWT. Berfirman: “Aku menurut persangkaan hamba-Ku dan Aku besertanya di mana saja dia menyebut (mengingat) Aku...” (HR Bukhari dan Muslim)
EPILOG
Dari paparan diatas, penulis menilai bahwa tidak ada pernyataan yang salah dari apa yang telah disampaikan oleh Prof. Rocky Gerung pada ILC malam itu. Mereka yang belum paham hendaknya mendengar ulang apa yang disampaikan Rocky secara perlahan dan dengan hati yang tenang. Penulis percaya bahwa Prof. Rocky adalah seorang yang sangat paham betul akan etika berbicara, dan dia paham akan konsekuensi dari apa yang ia katakan itu, sehingga ia tidak mau menyebut agama tertentu. Suatu upaya yang cerdik untuk menghindar dari upaya terkaman pendukung Jokowi.Terlepas dari data-data yang dirilis di media sosial oleh pendukung Jokowi bahwa Prof. Rocky ternyata hanyalah lulusan Sarjana S1, namun demikian suatu hal yang ajaib bahwa ternyata Prof. Rocky yang hanya S1 mampu membuat kejang-kejang pendukung Jokowi yang berpendidikan jauh diatas Prof. Rocky (S2 hingga S3 yang bertitel Doktor bahkan Profesor). Prof. Rocky menunjukkan kapasitas dan kapabilitasnya sebagai seorang dosen filsafat tentang apa yang ia pahami tentang hakikat FIKSI dan FIKTIF. Mau menuntut Prof. Rocky silahkan, itu hak anda. Tapi pahami dulu konteksnya agar anda tidak salah mengambil langkah.
FIKSI ITU BAIK, YANG BURUK ITU FIKTIF. Janji saat kampanye itu FIKSI, tapi kalau sudah menjabat tapi janji yang dibuat tidak kunjung terwujud itu baru FIKTIF, BOHONG BELAKA.
TABIK...
UPDATE
Perkembangan terakhir mengenai kontroversi pernyataan Rocky ini, pendukung fanatik Jokowi yang mengaku dirinya Ketua Cyber Indonesia, Permadi Arya alias Abu Janda Al-Boliwudi melaporkan Rocky ke Polda Metro Jaya pada 12 April atas dugaan penistaan agama karena dinilai melecehkan kitab suci yang disebut Rocky sebagai fiksi.
Tanggapan dari tokoh agama pun beragam, Wakil Sekjen MUI, K.H. Tengku Zulkarnain dalam akun Twitternya setuju dengan pernyataan Rocky bahwa fiksi yang dimaksud adalah tujuan akhir dalam kepercayaan umat beragama yaitu surga dan neraka yang belum terlihat namun kita imani. Kristolog Hj. Irena Handono menilai pernyataan Rocky hanya sebatas dalam kapasitas dan pandangannya dalam Agama yang dianutnya (menurut beberapa sumber, Rocky beragama Kristen Katolik). Namun, Irena tidak setuju bila kitab suci (dalam hal ini Al-Quran) dikatakan fiksi karena Al-Quran seluruhnya mengandung kebenaran. Sementara, Ustadz Felix Siauw memiliki pandangan yang sama dengan Abu Janda, yang menilai bahwa Rocky telah menista agama. Felix bahkan menyayangkan sejumlah tokoh Islam yang membela pernyataan Rocky tersebut. Di sisi lain Persekutuan Gereja Indonesia (PGI) menilai tidak ada unsur penistaan dalam pernyataan Rocky ini.
Hari berikutnya (13/4), Universitas Indonesia mengkonfirmasikan pemberhentian Rocky sebagai staf pengajar di kampus ini, sebagaimana yang disampaikan Humas UI dalam pernyataan persnya. Hal ini pun menuai reaksi beragam di media sosial. Banyak yang mempertanyakan alasan UI memberhentikan Rocky sebagai dosen dan lebih mempertahankan dosen UI lainnya, Ade Armando yang sudah lebih dulu dilaporkan ke polisi atas dugaan penistaan agama yang dilakukannya, namun tidak sedikit pula yang mendukung tindakan UI ini, sekaligus mempertanyakan gelar yang dimiliki Rocky yang ternyata hanya S1.
REFERENSI
- Video Rocky Gerung ILC 10 April 2018: Kita Lebih Banyak Hidup dalam Dunia Fiksi Daripada dalam Dunia Realitas. [URL]
- "Kenapa 'Kitab Suci Fiksi' Rocky Gerung Ditanggapi 'Berbeda' dengan Puisi Ibu Indonesia?. BBC Indonesia. 11 April 2018 [URL]
- "Rocky Gerung di Tengah Intelektual Killers, Melawan Arus dan Menentang Badai!" Harian Terbit. 12 April 2018 [URL]
- "Telos" dan "Telos (philosophy)". Wikipedia Bahasa Inggris. Diakses tanggal 14 April 2018
- "Eskatologi", "Eskatologi Kristen" dan "Eskatologi Islam". Wikipedia Bahasa Indonesia Diakses tanggal 14 April 2018
- "Abu Janda Laporkan Rocky Gerung ke Polda Metro Jaya" Viva.co.id. 11 April 2018 [URL]
- "Mahfud MD Ikut Komentari Pernyataan Rocky Gerung Soal 'Kitab Suci Fiksi', Ini Katanya" Tribunnews.com. 11 April 2018 [URL]
- "Tanggapi Pernyataan Rocky Gerung, Wakasekjen MUI Paparkan Perbedaan Fiksi dan Fiktif" Tribunnews.com. 12 April 2018 [URL]
- "Keras! Ini Cuit Ustaz Felix Siauw Tanggapi Pertanyaan Rocky Gerung 'Kitab Suci itu Fiksi'" Pojoksatu.id. 14 April 2018 [URL]
- "Dikabarkan Tidak Lagi Mengajar, Rocky Gerung: Gaji Saya Sumbang buat Civitas UI" Tribunnews.com. 14 April 2018 [URL]