Menjadi siswa kelas 2 ternyata bukanlah menjadi sesuatu yang memberatkan. Mungkin beberapa hal yang memberatkan misalnya kita harus merelakan berpisah dengah teman yang udah jadi soulmate kita selama setahun, atau berpisah dengan guru guru yang udah terlanjur kita anggap sebagai "our second parents".
Hal inilah yang terjadi pada saya. Saya harus mengikhlaskan diri berpisah dengan temen-temen gue dan beberapa guru di kelas X.7 yang gue anggap "best of the best". Misalnya saja Bu Eros, Mami Arfina, Mami Enik, Pak Wawan, Pak Saipul dan lainnya. Saya berharap bisa ketemu lagi sama beliau-beliau. Namun apalah daya, Saya harus berpisah dengan mereka semua. Mungkin gue hanya bisa melihat beliau sepintas saat Saya berpapasan dengan beliau atau lewat di depan ruang guru.
Mami Arfina |
Tapi Tuhan memberi saya beberapa guru baru yang baik dan kocak. Misalnya saja Bu Kas yang memiliki tulisan ter"amburadul" diantara seluruh guru SMA 13. Eittss..tapi jangan salah. Biarpun tulisan acak-adul, tapi disana tersirat segudang ilmu bermanfaat. Ada lagi pak Yulianto, seorang guru olahraga baru. Di awal masuknya untuk mengajar di kelas XI IPA 2, beliau langsung menyuguhi kami dengan segudang guyonan dan humor yang lucu dan unik. Beliau juga menutup pelajaran dengan sebuah cerita mengenai Zainuddin (Ceritanya bisa dilihat di Entri lain berjudul ZAINUDDIN), Dan masih banyak lagi lainnya.
Demikianlah, Tuhan memberikan kita suatu "cobaan" yakni berpisah dengan guru terbaik gue, pasti ada hikmah dibalik itu semua. Dan tak salah jika saya patut bersyukur diberikan guru-guru terbaik lainnya di XI IPA 2 ini.
0 comments:
Posting Komentar